Menulis itu media katarsisku ...

Blog Pribadi Puji Nurani :

Sketsa sederhana tentang hidup yang sederhana ...

Menulis itu Media Katarsisku ....

Aku sangat suka .. sangat suka menulis .....
Aku tak memerlukan waktu khusus untuk menulis ..
Tak perlu menyepi untuk mendapatkan ilham ........
Atau menunggu dengan harap cemas pujian dari orang lain
agar tak jera menulis ......

Ketika aku ingin menulis, aku akan menulis tanpa henti...
tanpa merasa lelah ...
tanpa merasa lapar ...
Namun jika aku tidak menulis,
maka itu artinya aku memang sedang tidak mau menulis...

Kala kumenulis,
Aku alirkan pikiranku melalui ketukan keyboard
ke dalam layar dunia virtual aku berkontemplasi ....
Aku tumpahkan perasaanku ke dalamnya ....
yang sebagiannya adalah jiwaku sendiri ....

Lalu ... aku menemukan duniaku yang indah ...
duniaku yang lugu dan apa adanya ......
duniaku yang sederhana .........
yang aku tak perlu malu berada di dalamnya .....
Karena aku adalah kesederhanaan itu sendiri .....

Aku suka dengan cara Allah menciptakanku ...
alhamdulillah .......

Thursday, April 21, 2011

ORANG aL4yY dan MOBIL MEWAHNYA



Siapa bilang negeri kita sedang terpuruk ? siapa bilang ekonomi kita sedang merosot ? mana datanya, mana buktinya. Bagi orang awam seperti aku ini, segala analisis ekonomi dari para pakar yang dilengkapi dengan data, grafik, diagram atau apapun namanya, sedikit sekali memiliki makna. Berapa gelintir sih pembaca surat kabar yang mau dengan tekun dan sabar meneliti semua angka-angka dan interpretasinya yang jlimet itu ? selain nggak paham, juga nggak ada waktu untuk meneliti semua akurasi data itu. Bagiku fakta di lapangan lebih penting, hal-hal yang gamblang tampak di depan mataku, jelas lebih dapat dipercaya.

Jadi apa sebenarnya yang ingin aku bicarakan ? itu lho, soal makin membludaknya jumlah mobil di jalan raya. Sejak pindah dari Bandung ke Sukabumi 10 tahun yang lalu, perasaan jaringan jalan raya dan jalan kabupaten yang ada di Sukabumi segitu-gitu aja deh. Nggak makin lebar, makin panjang atau makin banyak. Hanya sesekali kulihat ada perbaikan, penambalan badan jalan di sana-sini. Tapi soal jumlah mobil, kulihat peningkatannya tajam sekali. Meskipun aku belum pernah menghitung sendiri berapa persen peningkatannya, tapi kan dari kemacetan yang kian hari kian menjadi-jadi, itu sudah menjadi bukti bahwa jumlah mobil semakin meningkat, sementara jaringan jalan tidak berubah.

Lalu apa hubungannya dengan kesangsianku tentang merosotnya perekonomian di Indonesia ? ya itu tadi, mana mungkin perekonomian mundur, jika semakin banyak orang sanggup membeli mobil pribadi? Itu artinya semakin banyak saja orang makmur di negeri ini, bukan ? Pernyataanku ini mungkin saja debatable, namun aku kan sudah menyatakan bahwa aku orang awam, jadi ya analisis nya pun simple dan pragmatis saja.

Oke lah kalau begitu. Terus kenapa kalau semakin banyak saja orang memiliki mobil pribadi di negeri kita? Nah justru disinilah letak permasalahannya. Kelihatannya peningkatan daya beli masyarakat terhadap barang mewah dalam hal ini mobil, kurang diiringi dengan peningkatan etika atau adab, atau akhlak atau apalah namanya dari orang yang bersangkutan, khususnya etika dalam menggunakan kendaraan roda empat tersebut di jalan raya. Banyak para pemilik mobil yang semau-maunya sendiri dalam mengendarai mobilnya, atau bertingkah tak tahu aturan dalam mempergunakan jalan raya yang notabene adalah fasilitas umum. Untuk membuktikannya, saya ingin menceritakan pengalaman saya.

Suatu saat ketika saya dan suami tengah mengantri dalam jebakan kemacetan di suatu perempatan di daerah Cisaat Sukabumi, tiba – tiba kulihat penumpang mobil yang berada pas di depan mobil kami, membuka kaca jendela mobilnya yang mewah (menurut ukuran saya mobil Toyota Alphard itu mewah, lho !). Dari kaca jendela yang menggeser terbuka itu, kulihat sebentuk tangan yang gemuk, putih mulus penuh dengan perhiasan gemerlap, dan dengan jemari runcing bercat kuku merah, terjulur keluar. Hmm .. . tangan yang cantik dan indah, yang yakin dimiliki oleh nyonya-nyonya kaya dan pesolek. Namun alangkah kagetnya aku, ketika tiba-tiba … wiiiingng … !!! dari tangan yang indah itu terlontar sekeresek sampah ke tengah jalan raya, melayang bebas di hadapan mata pengemudi mobil, motor, dan pejalan kaki yang terbelalak melihat kejadian itu. Betul-betul pemandangan yang tak kusangka harus aku saksikan. Kami sampai terkejut sekali, hah ! betul – betul tak tahu malu, norak, kampungan !! sampai speechless kami dibuatnya.

Bayangkan , beraneka sampah yang menjijikkan berhamburan dari plastik kresek itu, berserakan dan mengotori jalan raya. Sehabis melakukan perbuatan bodoh itu, kaca jendela tertutup lagi, dan entah bagaimana reaksi nyonya kaya norak itu terhadap sumpah serapah dari orang-orang di jalan yang menyaksikan kejadian tersebut. Tapi kelihatannya dia cuek bebek aja tuh, Buktinya tak lama kemudian, masih di tengah kemacetan yang menggila, kaca jendela mobil mewah itu kembali terbuka, dan kini setiap detik kulihat tangan cantik itu terus menerus membuang kulit kacang ke jalanan. Ya Allah, ni orang bener-bener TOL** !! gak tau adat sama sekali. Kata suamiku, ya gitu deh kalau orang sekolahnya di bawah pohon ! ( nggak tau apa maksudnya ?! ). Dan yang lebih membuatku ngenes adalah, ternyata banyak juga mobil- mobil bagus yang penumpang atau pengemudinya melakukan hal yang sama : membuang sampah di jalan atau meludah menyembur dari balik jendela ke jalanan, tidak peduli ludahnya itu mengenai orang lain atau tidak. Ngeselin banget kan ??!


Begitulah kejadiannya. Lantas aku jadi berfikir dan mencoba-coba mendefinisikan, apa sebenarnya arti KAMPUNGAN itu. Dan sekarang aku tahu, kampungan alias norak itu, sama sekali tak ada hubungannya dengan orang-orang yang tinggal di kampung, tidak berhubungan dengan tingkat ekonomi, bahkan kadang tidak ada hubungannya sama sekali dengan tingkat pendidikan. Orang kampungan adalah orang yang tidak berpendidikan. Dia mungkin sekolah, tapi tidak terdidik ! Akibatnya ya seperti itulah, kaya raya tapi miskin sopan santun. Kelakuannya, kata anak sekarang aL4Y !

Jadi, mari kita nilai diri sendiri. Apakah kita termasuk makhluk aL4y atau bukan ? kalau masih buang sampah di jalan, ya mohon maaf masuklah ke dalam golongan orang Alay yang harus dibasmi dan disingkirkan jauh-jauh dari lingkungan orang beradab, tidak peduli seseorang itu pemilik Ferrari California atau Lamborghini sekalipun! Tahu kenapa ? karena manusia jenis itulah yang berpotensi sangat cepat merusak peradaban manusia.

Wassalam !