Menulis itu media katarsisku ...

Blog Pribadi Puji Nurani :

Sketsa sederhana tentang hidup yang sederhana ...

Menulis itu Media Katarsisku ....

Aku sangat suka .. sangat suka menulis .....
Aku tak memerlukan waktu khusus untuk menulis ..
Tak perlu menyepi untuk mendapatkan ilham ........
Atau menunggu dengan harap cemas pujian dari orang lain
agar tak jera menulis ......

Ketika aku ingin menulis, aku akan menulis tanpa henti...
tanpa merasa lelah ...
tanpa merasa lapar ...
Namun jika aku tidak menulis,
maka itu artinya aku memang sedang tidak mau menulis...

Kala kumenulis,
Aku alirkan pikiranku melalui ketukan keyboard
ke dalam layar dunia virtual aku berkontemplasi ....
Aku tumpahkan perasaanku ke dalamnya ....
yang sebagiannya adalah jiwaku sendiri ....

Lalu ... aku menemukan duniaku yang indah ...
duniaku yang lugu dan apa adanya ......
duniaku yang sederhana .........
yang aku tak perlu malu berada di dalamnya .....
Karena aku adalah kesederhanaan itu sendiri .....

Aku suka dengan cara Allah menciptakanku ...
alhamdulillah .......

Saturday, January 18, 2014

Blog Kok PLAGIAT !

Menulis itu mudah bagiku, saat begitu banyak inspirasi di kepalaku.
Namun menulis seringkali pula menjadi sesuatu yang luar biasa sulit saat aku disibukkan dengan rutinitas kerja dan berbagai urusan yang sangat menyita pikiran dan waktu.

Tulisan  itu sebuah karya pribadi, sebuah karya intelektual yang harus dihargai. Tak boleh di copy paste atau dijiplak begitu saja tanpa menyertakan penulis aslinya.

Saat ada begitu banyak tulisa-tulisanku bertebaran di berbagai blog dan tak menyertakan aku sebagai penulis aslinya, aku hanya bisa diam, menghela nafas, dan berpikir, apakah memang bahagia mengakui hak milik orang lain sebagai milik sendiri ? apakah memang bahagia hidup dengan membohongi hati nurani ?

Kalau aku, aku akan memilih mendengar hati nuraniku, karena disitulah letak martabatku sebagai manusia.
Dengarlah Nuranimu, wahai Plagiators !

Dan inilah blog yang sebagian besar kontennya menjiplak mentah-mentah blog DENGARLAH NURANIMU milikku. http://ahmad-rifaii.blogspot.com/  .  Bahkan ucapan selamat datang blognya pun, mencopas ucapan selamat datang blog Dengarlah Nuranimu. Shame on You !


Sunday, January 12, 2014

Akun Bu Anni Di-hack?



 

Aurora Borealisa – Lis S
 
Sekitar jam 3 menjelang sore ini tadi saya mendapat pesan dari Bu Anni bahwa akunnya nggak bisa diakses karena email dan password-nya unrecognized. Hal itu terjadi sejak jam 11 siang. Karena ada tanggungan menjawab komen, maka beliau buru-buru membuat akun baru. Sayangnya, ketika beliau logout dan mau login lagi, beliau lupa password-nya.


Hingga sekarang, akun lama Bu Anni yang artikelnya bernas dan pembaca serta komennya bejibun (pake bangeeeettt) itu nggak bisa diakses. Masih ada beberapa komen yang menurutnya masih tertinggal belum sempat dijawab.


Saya juga mendapati ada sebuah komen yang gaya bahasanya nggak kayak biasanya di lapak saya. Komen itu ditulis oleh akun Fina (Chantique). Saya sempat membicarakan hal ini dengan sohib saya Arek Tembalangan, dan dia pun merasakan hal aneh yang sama.


Apakah memang benar ada beberapa akun Kompasianer yang di-hack? Setahu saya, problem K pada hari ini adalah kacaunya sistem login yang langsung logout sendiri. Apakah hal ini berpengaruh terhadap tidak dikenalnya lagi email dan password pengguna oleh sistem?


Saya cuma emak-emak gaptek yang nggak ngerti IT. Juga nggak mengharapkan pihak yang berwenang menjelaskan hal ini. Karena siapa sih saya? Saya membuat artikel dengan tujuan sekedar sharing saja, bahwa ada seorang teman yang merasa akunnya di-hack. Dan artikel ini saya buat dan tayangkan sudah atas persetujuan dari Bu Anni.




Salam,

Lis S.


Sakit Hati Adalah : Lidah Tergigit Dua Kali di Tempat yang Sama


13892327771199467663

shelbourneclinic.ie

Seringkali dunia bersikap tidak adil pada kita. Sebagai contoh, saat tetangga kita menderita sakit Tipes, atau sakit Demam Berdarah, beramai-ramai tetangga yang lain membesuknya ke Rumah Sakit. Tak cukup sekali, setelah si Sakit pulang, masih juga tetangga kiri-kanan menengok sambil membawakan bermacam-macam buah tangan, dari kue kalengan sampai buah-buahan kiloan.


Sementara kita ? sama-sama menderita sakit, sakit banget malah, tapi tak seorangpun menaruh peduli. Jangankan menengok, ditanyapun tidak. Padahal kita sedang kesakitan banget. Sakit lidah akibat tergigit gigi sendiri . Dua kali tergigit lagi ! bayangkan betapa menderitanya ! . Tergigit satu kali saja sakitnya sudah minta ampun, apalagi dua kali. Tak hanya sakit lidah yang kita rasakan, tapi sakit ini bisa menjalar kemana-mana. Membuat mata jadi berair, kepala berdenyut, emosi memuncak, dan ini yang sulit disembuhkan : sakit hati sebab merasa diri kita bodoh bukan kepalang. 


Pintar itu ada mentoknya, bodoh itu tak terhingga


Kok bisa-bisanya lidah sendiri sampai tergigit dua kali, di tempat yang sama pula ? wah bodoh sekali ! . Keledai yang katanya dungu saja, bisa mengambil pelajaran saat dia terperosok kok. Besok-besok lagi, saat dia melewati jalan yang berlubang itu, si keledai pasti akan menghindari lubang yang sudah membuatnya terperosok tadi. Lha kita, yang umurnya sudah bangkotan, berpendidikan sangat tinggi, saking tingginya sampai sekolah saja di luar negeri tapi masih luarnya lagi ( baca : sekolah di Mars ), , memiliki karir dan kedudukan sosial bergengsi, ditakuti semua kalangan, dari Satpam sampai Ahok semua takut sama kita, lha kok bisa berkelakuan sebodoh itu ? sungguh memalukan, apa kata duniaa … ?


Lagi enak-enaknya makan, tiba-tiba gerakan gigi geraham berubah haluan di luar kontrol kita. Dari yang seharusnya menggigit dan mengunyah makanan, malah memangsa lidah sendiri. Aaawwwhh … ! ! sakitnya luar biasa. Refleks kita berhenti mengunyah dan menahan nafas merasakan sakit yang datang secara tiba-tiba. Darah pun mengalir, berasa hangat dan asin di indera perasa yang tergigit. Lalu kita beranjak dari meja makan, pergi ke wastafel, berkumur, dan tercenung di depan cermin merasakan sakit yang berdenyut. Di permukaan cermin terlihat wajah seseorang dengan ekspresi yang jauh dari sedap dipandang mata. Dalam sekejap, hilang sudah selera makan yang beberapa menit lalu begitu menggebu-gebu. Malas melanjutkan, atau kalaupun meneruskan makan, itu karena kita dilarang memubazirkan makanan. Tapi mana ada nikmatnya kalau sudah begitu.


Tapi penderitaan kita tak berhenti sampai disitu rupanya. Nah inilah bencana yang sesungguhnya. Tergigit lidah oleh gigi sendiri dalam kesempatan pertama, itu musibah. Tapi kalau sampai tergigit dua kali di tempat yang sama, itu namanya bencana. Belum sembuh rasa sakit akibat tergigit kemarin, tiba-tiba harus tergigit lagi di tempat yang sama saat kita makan di kesempatan berikutnya. Oh My GOD ! kenapa bisa begini ?? nangis-nangis deh …


Mana empatimu ??


Kali ini tak hanya air mata kesakitan yang merebak keluar, namun air mata sakit hati. Ada semacam rasa dendam kesumat yang diam-diam mengaliri hati kita, sebab merasa bodoh dan dungu. Tapi apa boleh buat. Lidah lidah sendiri, gigi gigi sendiri, tergigit tergigit sendiri. Siapa yang mau disalahkan kalau begitu selain diri sendiri ? sakit hati, dendam juga tak ada gunanya, karena diri sendiri yang melakukannya. Masak dendam kok sama gigi sendiri ? sudah cabut saja sono …


Walhasil, minimal 3 harian lah kita harus menanggung derita ini seorang diri. Sakit yang sangat, namun siapa yang peduli. Ngadu sama pasangan pun, paling Cuma dibilang, “ Lain kali hati-hati ya, sayang ! “. Sudah hanya itu, tak ada tatapan empati atau khawatir takut kita mati. Nggak ada. Sebel banget kan, padahal mana tahu luka akibat tergigit itu bisa terkena infeksi atau dimasuki kuman Tetanus yang mematikan ! kalau kita mati gimana ? pasti dia akan menyesal karena tidak berempati ! (lebay).


Dan tetangga, teman kerja ? mana mau mereka membesuk kita. Mereka malah bilang, lidah tergigit, sariawan, panu, kurap, kudis, sakit gigi, pilek, PMS, cantengan, itu bukan sakit. Jadi tak perlu ditengok, dan tak perlu bolos kerja. Hidup harus berjalan normal, jangan cengeng dan tetap harus masuk kerja, titik ! wedeeww … nggak adil kan ? mana bisa kita dibilang nggak sakit ? lha wong sakitnya sampai menjalar ke hati sanubari gini kok tega-teganya dibilang bukan sakit ? rasain aja sendiri kalau nggak percaya …


Let’s Face the Truth


Okelah kalau begituhh, sekarang mari kita pikirkan, bagaimana caranya agar kita tak harus menderita berkepanjangan saat lidah kita terluka akibat tergigit sendiri. Kata ibu saya , begini cara yang paling efektif untuk menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit itu :


1. Berkumur dengan segelas air hangat agak panas yang dicampur garam. Kumurkan dan rendamkan lidah yang terluka selama 20 detik, dan ulangi terus sampai air garamnya habis. Awalnya akan terasa cekot-cekot, tapi setelah kumuran yang pertama, rasa sakit itu akan hilang. 


2. Olesi dengan madu. Nah kalau ini sih enak dan manis kan ? tapi kurang efektif, sebab, berapa lama madu itu akan bertahan menempel di lidah yang setiap saat mengeluarkan air ludah ? khasiatnya hanya akan efektif kalau seharian kita menjulurkan lidah yang sudah diolesi madu tersebut. Tapi siapa yang mau seperti itu ? kalau saya yang melakukannya, paling murid-murid saya akan berkomentar dengan ekspresi wajah cemas, “ bu anni, ada yang bisa saya bantu ? “, karena mereka pasti mengira saya sudah gila.


3. Mengulum Es Batu. Nah ini termasuk mudah dan efektif, karena kebanyakan orang menyukai es batu, kecuali orang-orang yang punya gangguan gigi sensitif. Es batu dengan suhunya yang rendah, efektif meredakan rasa sakit dan menghentikan pendarahan. Harganya murah, kadang gratis, dan mudah didapat pula.


Nah, itulah tips dari Ibu saya untuk mengurangi rasa sakit dan menyembuhkan saat lidah atau bibir kita mengalami luka akibat tergigit sendiri. Catat : tergigit sendiri ya. Sebab tak mungkin orang lain yang melakukannya. Kalau sampai itu terjadi, pihak yang berwajiblah urusannya, karena itu sudah menyangkut pasal penganiayaan.


Demikian catatan super ringan dari saya, semoga bermanfaat ya. Selamat berhati-hati saat makan. Sayangi diri sendiri, stop melukai tubuh dan hati kita, sekecil apapun.



Salam sayang,


anni


Tuesday, January 7, 2014

10 Artikel Paling Disukai di KOMPASIANA Sepanjang Tahun 2013

13890635601250354905 

Berdasarkan catatan Google Analytics, Kompasiana setiap bulannya diakses oleh rata-rata 5,4 juta pengunjung (Unique Visitors). Sementara jumlah rata-rata halaman yang dibuka (Pageviews) mencapai 11 juta halaman lebih.

Dari data di atas, kami merangkum 8 artikel yang paling banyak disukai Kompasianer karena paling banyak mendapat vote. Ada tulisan Kang Nanang bertema mudik lebaran dari Kalimantan Selatan ke Sulawesi Tenggara menempuh perjalanan darat dan laut yang begitu jauh. Alhasil, tulisan itu diganjar 239 vote, 529 kali dishare lewat twitter dan direkomendasikan 202 kali lewat facebook.

Selain itu, ada tulisan yang membahas seputar keluarga, Copy- paste tulisan Kompasianer, cerita titik balik kehidupan seorang Kompasianer, dan cerita Hazmi Srondol yang tulisannya hanya dihargai sekardus mie setelah dijadikan bahan iklan oleh perusahaan terkait di berbagai media. Tulisan ini diganjar HL, menarik 75 ribu pembaca dan banyak dukungan dari Kompasianer.

Selanjutnya, tulisan Ellen Maringka yang mengkritisi jepretan Ibu Negara Anni Yudhoyono mendapat 117 vote dari 7518 pembaca dan 222 komentar. Tak luput, ada kisah para alumni yang enggan reuni lantaran minder dengan status sosial dan takut dibilang miskin, karya kompasianer bu Anni. Terakhir, tulisan Damar Juniarto yang meragukan klaim Internasional Best Seller dari novel Laskar Pelangi ramai diberitakan media arus utama (mainstream media) dan sempat ingin digugat secara hukum oleh Andrea Hirata.

Selain 10 tulisan ini, ada tulisan lain yang terpaksa kami eliminasi karena diduga kuat melakukan rekayasa reting. Tulisan tersebut berkaitan dengan konten lomba. (SR)
Berikut daftar 8 artikel di Kompasiana (data per 6 Januari 2014) yang paling banyak dibaca sepanjang tahun kemarin:


1. Kalimantan-Sulawesi with Aanza oleh Kang Nanang, divote 239 kali

2. Belajar Menjadi Orang Tua Tunggal Demi Masa Depan oleh Yunizar divote 170 kali

3. Setujukah jika tulisan anda dicopas oleh web PKS ? oleh Harja Saputra divote 121 kali

4. Sesuatu yang Haram oleh Indomie oleh Hazmi Srondol divote 117 kali

5. Titik Balik : Silahkan menikah dengan suamiku oleh Aridha Prasetya divote 117 kali

6. Mengkritisi jepretan ibu Ani Yudhoyono oleh Ellen maringka divote 117 kali

7. Hal yang menyenangkan bersama teman oleh Dzawis Syarif divote 112 kali

8.      Tak Kuhadiri Reuni, Sebab Aku Miskin oleh Bu Anni, divote 109 kali

9. Berbeda dengan Atut, inilah aksi nekat bu Risma oleh Ilyani Sudardjat divote 104 kali

10. Pengakuan Internasional Laskar Pelangi oleh Damar Juniarto divote 103 kali