Hi there,
kangen sama aku ya ? sudah lama nggak
posting tulisan nih ….
Baiklah,
aku akan menyapamu kawan, sebab akupun rindu padamu J
Akhirnya
…
Sampai
juga ke saat penyusunan Thesis …
Hummh
… 3 smester perkuliahan yang benar-benar menguji kesabaran.
Bukan
aku tak sabar menjalani semua perkuliahan itu …
Aku
sangat senang menjalani masa-masa kuliah. Belajar di kelas –kelas berpendingan
udara, dengan meja yang mewah dan kursi empuk, yang kadang malah membuat mata
mengantuk saking nyamannya.
Siapa
yang tak senang mendapat ilmu. Mendengar ceramah dari dosen yang sangat dalam penguasaan ilmunya, seolah mereka bukan sedang
mengajar, namun sedang mengalirkan hikmah dari dalam hati dan jiwanya …
Senang
juga mendengar celoteh teman-teman yang beragam, celoteh di dalam diskusi
kelompok, yang setiap celotehnya merefleksikan karakter dan isi pikiran mereka –
bahkan kadang dengan celotehnya itu, seolah mereka tak sadar sedang
menelanjangi diri sendiri …
Tapi
aku sabar denga semua itu karena mereka temanku…
Sebagaimana
aku sabar termangu di dalam bis kampus yang setia mengantarku pergi dan pulang kuliah di akhir pekan. Sabar dalam kemacetan yang
menggila di ruas Sukabumi – Bogor. Aku berusaha tak merasa kesal, karena jalan
yang macet ini akan membawaku ke kampus yang semakin hari semakin aku sukai. Aku
juga berusaha keras tetap tenang saat malam semakin merayap larut, sementara
kemacetan jalan tak kunjung terurai. Aku tak mau pulang dalam keadaan letih dan
marah. Kemacetan di ruas jalan raya Sukabumi – Bogor ini, benar-benar bagai
hantu yang membuatku gentar, yang tak bisa kulawan selain dengan diam dan berdoa.
Soal kesibukan, jangan ditanya, tak ada habisnya. Kesibukan kerja, kesibukan di rumah tangga. Sebetulnya aku bisa saja membayar orang untuk mengetikkan thesisku, atau bahkan membayar mereka untuk membuatkan thesisku, seperti yang banyak dilakukan oleh banyak penipu bertoga di negeri ini,
Well, aku tak sudi mengeluarkan satu rupiahpun untuk sebuah kecurangan. Aku masih punya sepasang tangan untuk mengetik, sepasang kaki yang
biar sudah sering pegal-pegal namun masih cukup sehat dan kuat untuk berjalan ke
perpustakaan kampus, atau pergi ke pasar
buku murah di Palasari Bandung membeli segambreng buku referensi. Dan oh ya,
aku juga masih punya segumpal otak di kepalaku yang masih cukup bisa aku
perintahkan untuk berpikir dengan jernih, menyusun Bab demi Bab thesisku itu,
insyaallah sampai selesai.
Dan
Pak Wied ? Pak Wied itu dosen pembimbingku. Nama lengkapnya Widodo Sunaryo.
Doktor dia itu. Tadinya aku kurang menyukai dosen yang satu ini, karena dia itu punya kebiasaan memberi tugas perkuliahan yang sangat berat dan banyak, yang membuatku harus melek hingga tengah malam untuk menyelesaikan tugasnya. Kek yang kuliahnya itu paling penting sendiri. Nyebelin kan ?! tapi itu dulu, sebelum aku dibimbing oleh Pak Wied
Sekarang aku cuma punya satu kata buat Pak Wied : Gila !
Dia
dosen pembimbing yang benar-benar gila. Gila top nya ! kesabarannya, ketelitiannya, pelayanannya,
semuanya top ! Dibimbing Pak Wied itu, berdarah-darah, tapi ngerti ! dari sekarang aku sudah merasa berterimakasih padanya. Semoga aku diberi panjang umur dan kesabaran (sabar dalam menyelaraskan peran sebagai kandidat Magister dengan peranan sebagai Guru di sekolah, dan peranan sebagai emak-emak di rumah. OMG ! ) dalam menempuh jalan panjang penyusunan
thesis ini, aamiin yra …
Sudah dulu ya, nanti aku cerita-cerita yang lain lagi J
Salam
sayang,
anni