Setiap kali saya memperhatikan putri
bungsu kami yang sekarang sudah naik ke kelas XI SMA, selalu saja ada perasaan
berdesir yang bercampur aduk di dalam hati saya. Masih lekat dalam ingatan ini,
betapa saya tidak menyadari saat saya mengandungnya 16 tahun yang lalu.
Ketika melahirkan si sulung, sebulan
kemudian saya memutuskan untuk ikut program KB dengan cara memasang alat
kontrasepsi berbentuk Copper -T di rahim saya. Saat itu saya tidak mendatangi
dokter kandungan, karena saya malas menunggu dalam antrian yang berderet
panjang. Akhirnya saya memilih memasang alat kontrasepsi itu di Bidan yang
rumahnya bertetangga dengan tempat tinggal kami di daerah Bandung Utara.
Saya sangat percaya pada Ibu bidan ini,
karena selain namanya cukup terkenal , beliau juga sudah senior, profesional,
dan sangat terampil dalam menjalankan tugasnya. Adik saya dan anggota keluarga
saya yang lainpun banyak mendapat pertolongan ibu Bidan ini saat memeriksakan
kehamilan, saat menjalani persalinan, dan saat memasang alat kontrasepsi.
Semuanya berjalan dengan baik dan lancar.
Lho KB kok Hamil ?
Belum genap dua tahun saya mengikuti
program KB, saya merasa ada yang janggal dalam tubuh saya. Awalnya saya tidak
mendapat haid selama dua bulan berturut-turut. Tapi saya tidak curiga. Saya
pikir, mungkin itu hal yang biasa. Karena lelah mengurus si sulung yang masih
bayi berusia 15 bulan, akibatnya haid jadi terganggu. Sama sekali tidak
terpikirkan kemungkinan hamil.
Namun setelah memasuki bulan ketiga dan
saya tidak juga mendapat haid, saya mulai merasa tidak enak. Badan rasanya
nggak karuan, pegal, panas, lemas, panas dalam, pokoknya nggak nyaman deh. Lalu
saya berinisiatif membeli kapsul jamu lancar haid. Ini adalah jamu yang
dilarang keras diminum oleh orang yang sedang hamil, karena dapat mengakibatkan
keguguran. Hal itu jelas tertera dalam penjelasan yang ada dalam karton
kemasannya.
Sesampainya di rumah, saya langsung
mengambil segelas air dan bermaksud meminum jamu itu. Tiba-tiba Suamiku
bertanya,
” Ibu yakin mau minum jamu itu ? nggak
nyoba ke lab dulu, atau periksa ke dokter, siapa tahu ada gangguan apa gitu ?
jangan sembarangan minum obat dong ” .
Mendengan kata-kata suamiku, sejenak aku
tertegun. Aku pikir, benar juga kata-katanya. Dan obat yang sudah ada
dekat sekali dengan mulutku, urung kutelan, lalu kukembalikan lagi ke
kemasannya.
Keesokan harinya, saya diantar suami
pergi ke lab untuk pemeriksaan air seni. Tak membutuhkan waktu lama, saya
segera mendapat hasilnya. ” Ibu positif hamil “, kata petugas laboratorium. Mendengar kata-kata itu, saya sangat
terkejut, meski dalam hati sebetulnya saya sudah siap dengan kemungkinan itu.
Tapi tetap saja, keterkejutan itu saya rasakan juga. Saya sampai tak bisa
berkomentar apa-apa, merasakan campur aduknya perasaan di dalam hati saya. Merasa
sangat bodoh karena nyaris saja mencelakakan janin yang sedang saya kandung,
merasa beruntung karena saya menuruti nasihat suami, sekaligus merasa heran,
mengapa saya ikut KB tapi bisa hamil ? pokoknya perasaan saya waktu itu rame
banget deh.
Ternyata saya sudah hamil 10 Minggu. Dan
ketika saya konfirmasikan kehamilan saya pada bu Bidan, dia kaget banget,
sampai terbelalak.
” Lho, kok bisa ya ?”, pasien saya belum
pernah ada yang seperti ini sebelumnya. Bu anni diapain sama suami ?
kenapa bisa kebobolan ? “, tanya bu Bidan dengan mimik terkejut. Mendengar
pertanyaannya yang bertubi-tubi itu, saya tidak menjawab cuma bisa nyengir aja.
He he … (diapain sama suami ? wah sudah lupa tuh ^^… ).
Bu Bidan sampai berkali-kali minta maaf
sama saya. Dia merasa gagal, dan merasa kasihan sama saya, karena anak pertama
saja masih minum ASI, tapi harus hamil lagi.
“Nggak apa-apa kok bu Bidan, santai aja.
Saya kesini mau memeriksakan kehamilan, bukan mau komplain sama bu Bidan. Soal
saya hamil , itu namanya rezeki. Biar KB dengan cara apapun, jika Allah memang
menghendaki, kalau memang harus hamil ya hamil aja “, kataku menenangkan bu
Bidan yang terlihat kaget dan malu.
Hamil dengan alat kontrasepsi terpasang di rahim !
Semenjak itu, bu Bidan meminta saya untuk memeriksa kehamilan pada dokter
kandungan, mengingat kasus kehamilan saya. Dari hasil pemeriksaan USG, ternyata
diketahui alat kontrasepsi copper-T itu masih terpasang dengan manisnya di
mulut rahim saya. Melihat itu dokter sampai tersenyum-senyum. Mungkin merasa
lucu, karena rahim dikerangkeng kok masih juga hamil. Sampai 9 bulan kehamilan secara rutin
saya dipantau oleh dokter kandungan, dan selalu diperiksa dengan alat USG,
untuk mengawasi agar alat KB itu tidak sampai mengganggu perkembangan janin.
Waduhh, alat kontrasepsinya hilang !
Saat kehamilan memasuki bulan ke 9,
pemeriksaan USG menunjukkan bahwa alat kontrasepsi copper -T itu sudah tidak
ada lagi di tempatnya. Dokter kandungan sampai tertegun. Ada raut kekhawatiran
di wajahnya, saat menanyaiku ,
” bu anni nggak merasa ada sesuatu yang
keluar saat buang air kecil atau buang air besar ? “Enggak Dok”, jawab saya.
Akhirnya dokter berpesan kepada saya agar
setelah melahirkan, saya harus dironsen dari leher sampai ke rahim, untuk
melihat apakah alat itu masih ada di tubuh saya ataukah tidak.
Saking suburnya, dipelototin aja hamil !
Saat melahirkanpun tiba. Saya
mewanti-wanti Emak tukang urut tetanggaku, yang saya beri tugas mencuci ari-ari
bayi dan kemudian menguburkannya, untuk membersihkan ari-ari itu dengan teliti,
dan mencari apakah di sela-sela plasenta terselip alat KB ataukah tidak.
Ternyata si Emak menjawab tidak ada apa-apa, bersih sama sekali.
Alih-alih menemukan alat kontrasepsi, si
Emak menemukan sebuah “tanda” di tubuh ari-ari, entah berbentuk apa, yang
menunjukkan tingkat kesuburan saya.
” Neng anni teh meni subur pisan,
tiasa gaduh putra 12 urang deui ( neng anni subur sekali. Masih bisa punya anak
12 orang lagi ) “, katanya dalam bahasa Sunda . Sotoy banget si Emak ini. 12
anak lagi ? waduhh … ?
Sebulan setelah melahirkan, sayapun
menjalani pemeriksaan dengan alat ronsen, dan ternyata hasilnya tak ada benda
asing di dalam tubuh saya. Artinya alat kontrasepsi copper-T itu entah dengan
cara bagaimana yang tidak saya sadari, memang sudah keluar dari tubuh saya.
Bagaimanapun, saya sangat lega mendengar hasilnya.
Ok kalau begitu acara berikutnya adalah
ikut program KB lagi, dipasang alat kontrasepsi lagi. Tak sedikitpun terlintas
rasa jera dengan kegagalan tempo hari. Dikasih rezeki, mengapa harus kapok,
pikirku.
Kali ini saya memilih mendatangi dokter
kandungan yang selama ini memantau kahamilan saya untuk melakukan pemasangan
alat kontrasepsi. Tak memakan waktu lama, proses pemasangan alat kontrasepsipun
selesai dilakukan.
Selama pemasangan, karena penasaran sama
kebenaran omongan Emak tukang urut, saya bertanya pada dokter,
” Dok, memangnya saya subur banget ya dok
? “
dokterpun menjawab sambil bergurau, ” Iyaa, Bu Anni ini subur
banget. Jalan masuk rahimnya lurus nggak banyak lika- likunya, pantesan
aja gampang hamil. Ibaratnya nih, cuma dipelototin doang, bu anni mah bisa
langsung hamil ! “.
He he … ada-ada aja nih dokter. Untung
saja dia nggak sampai bilang, ketuker sendal juga bisa bikin bu anni hamil lho
! :D
Akhirnya, karunia terindah :)
Tak sedikitpun saya menyesali kegagalan
KB yang menyebabkan kehamilan kedua saya. Yang ada justru rasa syukur yang tak
terhingga atas karunia seorang bayi perempuan montok yang sangat sehat dan
lucu.
Kini hampir 16 tahun sudah berlalu. Bayi
mungil itu telah bertumbuh menjadi gadis remaja yang cantik, sehat, dan
berprestasi di sekolahnya. Selma, begitu nama putri kedua dan bungsu kami. Dia
berhati baik, lembut, dan taat beribadah. Suaranya sangat merdu ketika
bernyanyi dan melantunkan ayat-ayat suci Al Quran. Teman dan sahabatnya banyak,
karena Selma tak pernah berkeberatan untuk bergaul dengan siapa saja.
Sebagaimana Ufi putri sulung kami, Selma
adalah hadiah teristimewa dalam kehidupan rumah tangga kami. Menjadi teman
diskusi yang cerdas dan lugas, menjadi teman curhat yang lucu dan terpercaya,
dan menjadi teman sejati dalam hidup saya.Betapa besar arti kehadiran anak-anak
dalam kehidupan kita, bukan?
Demikianlah kisah saya. Saya hanya ingin mengatakan bahwa manusia hanya
bisa merencanakan, namun Tuhan jualah yang akan menentukan apakah rencana kita itu
akan berhasil ataukah tidak. Allah selalu memiliki rencana Nya sendiri yang
jauh lebih indah dari yang kita pahami. Kadang kita berkecil hati tatkala
rencana kita mengalami kegagalan. Namun jika kita bersabar dan tetap setia
percaya kepada Nya, suatu saat kelak kita akan menyadari bahwa rencana kita itu
sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rencana Allah bagi kita.
Rencana yang lebih indah dan berharga. Nah, selamat mendidik dan menyayangi
putra-putri tercinta ya teman-teman ..
Salam sayang,
Anni
No comments:
Post a Comment