Teman- teman pernah nggak mendapat
hadiah, tapi malah jadi bingung ? nggak tahu apa yang harus dilakukan dengan
hadiah itu ? wah saya sih pernah, beberapa kali malah. Sebetulnya saya paling
takut kalau dibilang, “jadi orang kok nggak tahu berterimakasih ”, gara-gara
saya malah kebingungan alih-alih mengekpresikan kegembiraan saya saat
mendapatkan suatu hadiah.
Saya punya sedikit pengalaman nih.
Suatu hari saya mendapat hadiah sehelai gaun Kaftan dari orang
tua murid, yang dibeli saat kembali dari perjalanan umrah. Gaunnya mewah
sekali. Terbuat dari kain Georgette chiffon halus mengilap yang saya yakin
pasti sangat mahal harganya. Dihiasi pernak-pernik yang disematkan di seluruh
bagian dada, terus memanjang hingga ke bagian pinggang dan menyebar ke seluruh
bagian sisi luar lengan baju. Warna gaun itu oren mencolok seperti warna jeruk
mandarin yang sudah sangat matang. Sebuah warna yang paling saya hindari, sebab
kalau saya pakai baju berwarna itu, orang-orang akan benar-benar mengira saya
adalah segelas es jeruk. Namun bukan warnanya sangat yang membuat saya enggan
memakai gaun itu. Hiasan-hiasan yang bermotif ruwet itulah pangkal segala
kebingungan saya.
Bayangkan saja, seluruh mote-mote, payet, dan entah hiasan apa lagi yang
disematkan di gaun itu, semuanya terbuat dari bahan yang mengkilat, berkilau,
blink-blink, yang kalau tertimpa cahaya lampu atau cahaya matahari, hiasan itu
akan memantulkan cahaya gemerlap bersinar-sinar menyilaukan mata. Sangat
semarak, glamour, tapi rada norak. Pendek kata, itu adalah gaun kaftan terheboh
yang pernah saya lihat.
Jelas saja saya jadi bingung
dibuatnya. Pertama saya tidak begitu suka dengan baju model kaftan yang saya
nilai ribet itu. Yang kedua, saya tidak suka memakai baju yang membuat saya
jadi bercahaya, berpendar-pendar. Kesannya kayak orang mau pergi karnaval
di Brazil. Masalahnya, si ibu yang memberi hadiah itu sangat mewanti-wanti agar
saya memakai baju itu ke sekolah. Dan besok saya sudah membuat janji akan
bertemu beliau untuk membicarakan prestasi belajar anaknya. Bayangkan
saja, saya ini kan ibu guru. Masak saya harus tampil dengan gaun semacam itu?.
Nanti kalau murid-murid mengira saya ini Hetty Koes Endang, bagaimana ??
isucabusiness.blogspot.com
Tak hanya itu saja sebetulnya
pengalaman saya. Saya ingat pernah beberapa kali mendapat hadiah berupa barang
yang kurang cocok di hati, yang membuat saya bimbang, akan diapakan
barang-barang itu. Dipakai saya jadi tampil ajaib, namun dibuang ya sayang
juga. Jadi ini yang saya lakukan
1. Pakai saja tapi bawa gantinya
Untuk kasus mendapat hadiah berupa
baju, sepatu, atau tas yang warna dan modelnya bikin keselek orang yang
melihatnya, sementara si pemberi hadiah memaksa kita memakainya, maka saya
sarankan, pakai saja semua baju , sepatu, atau tas itu, hanya saat berjumpa
dengan dia. Namun kitalah yang harus menentukan durasi perjumpaan. Lebih cepat
lebih baik. Nah, saat dia sudah menghilang dari depan hidung kita, segera ke
toilet, dan gantilah semua baju-tas-sepatu itu dengan yang biasa kita gunakan.
Nah, beres persoalan. Dia senang, kita tenang.
2. Datangi tukang jahit, modifikasi
Jika kita mendapat hadiah berupa
pakaian yang warna, model, atau motifnya enggak banget, sementara kita merasa
sayang untuk menyimpannya begitu saja di sudut lemari, maka saran saya yang
selanjutnya adalah, datangi tukang jahit, dan minta dia mengubah model atau
ukurannya. Soal warna dan motif memang tidak bisa diapa-apakan lagi. Tapi model
baju masih bisa diakali. Jika anda sudah mendapatkan model yang sesuai, maka
tinggal menambahkan blazer atau jaket berwarna netral untuk mengurangi warna
yang terlampau mencolok. Kalau masih juga norak, ya sudah jangan dipakai. Tapi
jangan dulu berkecil hati. Setidaknya baju itu masih bisa dipakai untuk tidur.
Sesekali asyik juga lho, tidur pakai baju bagus, alih-alih daster atau piyama.
Pura-puranya kita ini Kim Kardashian.
3. Bagikan ke tetangga, atau bawa ke
tempat kerja
Mendapat bingkisan satu kotak kue
Lapis Surabaya yang manis legit, memang menyenangkan. Tapi kalau dapatnya
sampai 10 kotak, bingung juga kan ? dimakan sendiri yakin tidak akan habis.
Lalu harus bagaimana ?. Ah gampang itu sih. Ambil pisau, potong-potong kue itu,
lalu bagikan kepada tetangga. Mereka pasti akan senang menerimanya. Atau bisa
juga kita bawa kue itu ke tempat kerja, atau ke tempat arisan, lalu bagikan.
Percaya deh, apapun kalau dimakan rame-rame akan terasa lebih nikmat sekali.
Kuepun habis, hati senang, dan terhindar dari kemubaziran.
4. Berikan pada orang yang
membutuhkan
Di dunia ini selalu ada orang yang
berselera pada hal-hal yang ajaib dan berbeda. Termasuk menyukai baju, atau
sepatu, atau tas dengan model yang tidak biasa (aka : norak). Nah kepada
merekalah segala barang itu boleh kita berikan. Tapi kita harus berhati-hati.
Lihat dulu siapa orang yang akan kita beri. Kadang, orang suka gengsi kalau
dikasih baju, sepatu, atau tas. Merasa direndahkan. Padahal kan bukan dengan
maksud itu kita memberi mereka. Tapi sudahlah, manusia memang suka salah
sangka. Jadi sebaiknya berhati-hati sajalah.
5. Simpan sebagai koleksi cendera
mata
Untuk keperluan itu kita membutuhkan
lemari display yang dapat mudah dilihat dari segala sisi. Tempatkan semua
barang-barang hadiah yang tidak kita gunakan, sesuai dengan jenis atau
peruntukannya. Beri label yang berisi keterangan tentang nama barang, nama
pemberi, tanggal kepemilikan, dibuat dari apa, untuk keperluan apa, dan
lain-lain yang sekiranya bermanfaat. Esok, lusa, entah kapan, kalau kita sudah
tua, semua barang itu akan menjadi kenangan tersendiri bagi kita. Kenangan
tentang orang-orang yang sudah berbaik hati memberi hadiah pada kita. Kenangan
saat hati kita diliputi rasa bahagia bercampur bingung, ketika menerima hadiah
berupa benda yang membuat kita tercengang. Kalau sudah puas menatapnya
berlama-lama, silahkan sumbangkan kepada saudara-saudara yang membutuhkan.
Tetep !
fimela.com
Terakhir ….
Siapa orangnya yang tak senang
mendapat hadiah. Sekedar mendapat sebuah payung atau kalender dari Bank tempat
kita menabung saja rasanya senang sekali. Apalagi kalau sampai mendapat hadiah
undian berupa mobil atau tiket liburan berdua. Wah pasti senangnya
selangit. Tapi seringkali cerita dalam hidup ini tak sepenuhnya bisa kita
atur sesuai dengan kemauan kita. Dan ketika tiba saatnya seseorang mendatangi
kita, memberikan hadiah sebagai tanda persahabatan, dengan senyum manis dan
tatapan tulus di wajahnya, tak ada lagi yang bisa kita lakukan kecuali
mengucapkan terimakasih, menjaga persahabatan, dan bersyukur, bahwa masih ada
orang baik di dunia ini. Tak ada lagi alasan untuk mengatakan tidak suka pada
hadiah dalam bentuk apapun. Ada banyak cara untuk menunjukkan rasa syukur kita,
bukan ? Nah, semoga bermanfaat ya teman-teman! kangen nih, serius .
Salam sayang,
Anni
http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2013/12/20/karena-kadang-hadiah-tak-selalu-cocok-di-hati-620972.html
No comments:
Post a Comment