Aku kenal
beberapa teman yang sering membuat status bernada galau di timeline account
facebook atau Twitter mereka. Sekali, dua kali, aku pikir mereka hanya sekedar
iseng. Namun ketika hampir setiap hari mereka mengupdate status galau, aku jadi
mikir, jangan- jangan teman-temanku ini sedang dilanda puber kedua, alias
benar-benar sedang jatuh cinta di ambang usia senja. Ah asyiknyaa …
Asyik ?
Apanya yang asyik ?!
Yaa …
Maksudku, asyik mengamati mereka, membaca bunga-bunga hati yang tercurah lewat
kata-kata, mengamati tingkah polah mereka yang mirip anak abege, mengamati foto
dan lagu-lagu romantis yang mereka up load, dan sebagainya, begitu …
Aku
sebetulnya bukan jenis orang yang berminat apalagi usil pada urusan orang lain.
Namun, ketika sesekali aku membuka sosmed, dan status galau teman-temanku itu
terbaca, entah kenapa aku suka berubah jadi makhluk yang kepo. Rasanya senang
saja mengikuti aliran pikiran mereka yang nggak sadar umur, tidak sensitif
terhadap status sosialnya sendiri, bercanda saling menggoda sampai lupa anak
cucu, dsb.
Sumpah
tadinya aku paling sebal sama kelakuan orang separuh baya yang genit yang
sedang dilanda asmara puber kedua. Pinginnya, aku tuh mendatangi mereka, lalu
bilang,” heh, ingat umur dong, ingat anak cucu dong ! ngacaa … ngacaaa …!”. Hmm
… Tapi tentu saja itu semua tak kulakukan, karena takut kuwalat. Lagi pula
bisa-bisa aku dicap orang jutek. Bisa batal dong reputasiku sebagai orang yang
ramah, hhee ..
Jatuh cinta
memang dapat melanda siapa saja, tidak peduli tua atau muda. Jika anak-anak
muda terkena panah asmara, tak kan ada orang yang meributkan, karena itu sudah
biasa. Namun ketika perasaan indah yang sangat kuat itu melanda orang-orang
yang sudah berumur, nah bisa lain urusannya. Bisa panjang ceritanya. Bisa
berakhir bahagia atau sedih, tergantung nasib masing-masing orang yang
mengalamainya.
Konon
katanya, jatuh cinta di kalangan orang paruh baya dapat berakibat fatal,lho.
Penyebabnya adalah, karena seringkali mereka mencinta tanpa motif yang jelas,
alias tidak ada alasan yang pasti mengapa mereka mencintai seseorang. Dan
bukankah cinta yang tanpa alasan adalah cinta yang sangat kuat ? Coba saja
bayangkan. Anda sudah berusia 40 an, sudah berkeluarga, dengan keadaan ekonomi
mapan, anak sudah remaja, atau bahkan sudah punya cucu, dan sudah merasa cukup
dengan kehidupan anda, tiba-tiba bertemu dengan seseorang yang membuat anda
tertarik, dan sebelum anda menyadari perasaan itu, si dia sudah menyatakan
lebih dahulu perasaan cintanya pada anda. Ketika anda bertanya apa alasanya
sehingga dia mencintai anda, dia menjawab, aku mencintaimu tanpa alasan. Aku
mencintaimu, karena aku cinta kamu. itu
saja.Bagaimana reaksi anda ? Jadi mikir kan ?
Nah, biar
mikirnya nggak kelamaan, baiklah aku beritahu, bahwa itulah jenis cinta yang
paling kuat di dunia ini. Cinta yang tanpa alasan ! Dahsyat bukan ? (Trus gw
harus bilang wow, gitu ? Oh, nggak,nggak usah dibilang wow juga, cinta jenis
ini memang dari sono nya sudah wow ! )
Lalu
bagaimana kalau sudah begitu ? Kalau sudah terlanjur sayang bagaimana ? Yaa..
Nggak gimana-mana, biasa saja, sepertimana layaknya orang jatuh cinta lah.
Selalu faktor perasaan keluarga, kesehatan fisik dan mental, norma, harus tetap
menjadi pertimbangan utama untuk menghadapi masalah yang ribet tapi enak ini.
Kehati-hatian dan kedewasaan (sudah lewat dewasa sih, jadi lebih tepatnya
faktor ketuaan) harus lebih dikedepankan. Singkirkan semua emosi, egoisme, dan
ini yang penting : sikap obsesif, karena orang yang sudah tuwir biasanya suka
obsesiif.
Jika panah
asmara mengenai orang-orang paruh baya yang berstatus single, tentu tak menjadi
masalah. Jika sama-sama cocok, keluarga tidak berkeberatan, ya sudah, menikah
saja. sederhana kan ? Tapi masalahnya akan berbeda jika si dewa asmara cilik
Cupid salah menembakkan anak panahnya ke hati orang yang memiliki pasangan.
Masalahnya bisa runyam. Orang yang cukup beriman, mungkin hanya menyimpan
perasaannya, menikmati diam-diam, sambil tak henti-henti minta ampun sama Allah
karena merasa bersalah sudah menduakan cinta terhadap pasangannya. Tapi
bagaimana dengan orang tua yang bandel ? Yah bisa ditebak deh,
perselingkuhanlah yang kemudian terjadi.
Bicara soal
perselingkuhan mah gak ada habis-habisnya. Berbagai teori dikemukakan oleh para
pakar mengenai penyebab dan akibat perselingkuhan. Disana selalu kita temui
aktor antagonis yang sok cakep dan menyebalkan, pasangan yang merana karena
dikhianati, dan pelengkap penderita baik itu anak, atau pasangan selingkuh,
yang tak kalah nelangsanya. Cerita perselingkuhan akan bertambah seru jika para
pelakunya (salah satu atau keduanya ) adalah orang-.orang yang sudah berumur.
Kasusnya pasti akan dibahas panjang lebar, tak lupa ditambahi bumbu disana-sini
agar cerita bertambah seru, namun dengan kesimpulan seragam : sudah tua bau
tanah kok masih selingkuh ! Nggak tau diri banget, bukannya makin rajin ibadah,
malah cinta-cintaan. Mbok ya ngaca, sudah keriput juga, mana perut buncit,
rambut ubanan, nggak pantes banget ! Apa nggak takut mati ? Apa jantungnya kuat
? Apa nanti dengkulnya nggak copot ? Sebel …. ! Nah begitulah kurang lebih
maki-makian yang dialamatkan kepada orang-orang paruh baya yang tengah dilanda
demam cinta membara. Ah kasihan sekali …
Memangnya
orang paruh baya, 40 tahun keatas, nggak boleh jatuh cinta ya ? Oh ya
boleh-boleh saja. Lagi pula siapa sih orangnya yang bisa mengelak panah asmara
coba ? Iya kan ?
Aku pikir,
Allah punya hak prerogatif utuk memberi cinta kepada siapa saja yang Dia
kehendaki. Sebagian bernilai rezeki, sebagian lagi dengan maksud mencoba
keimanan hambanya. Artinya, apakah jika Allah memberi kita rasa cinta kepada
seseorang, sementara kita dalam kondisi berpasangan, kita akan tetap berjalan
dalam koridor keridhoan Nya berupa tetap setia pada pasangan dan berusaha kuat
menghalau rasa cinta itu, ataukah kita turuti saja kata hati kita untuk membina
hubungan cinta terlarang yang indah namun menyakiti hati keluarga .
Sekali lagi,
Cinta memang bisa melanda siapa saja, tak peduli umur. Dan cinta selalu indah,
apalagi jika kita menyikapinya dalam kerangka yang sesuai dengan norma sosial,
dan norma agama yang kita anut. Jika anda berusia paruh baya, berstatus single,
dan jatuh cinta pada seseorang yang juga single, maka apa lagi yang ditunggu.
Segeralah minta kesediaan kekasih hati anda itu untuk menjadi teman hidup anda
dalam bahtera rumah tangga selamanya. Namun, jika cinta di hati anda itu
berkategori cinta terlarang, yaa.. Apa boleh buat, buang saja jauh-jauh
perasaan itu, lupakan. jika tidak, kubur saja dalam-dalam di hati anda, dan
jangan dibahas lagi.
Kembali ke
status galau teman-teman para abege tua di situs jejaring sosial, aku sih
senang-senang saja membacanya. Suka tersenyum simpul sendiri, sambil
membayangkan berbunga - bunganya hati, perasaan hangat yang merayapi hati,
binar mata, dan tatap manja. Itu kalau aku. Tapi teman-temanku punya pendapat
yang berbeda. Makin banyak status galau diupdate di halaman sosmed, semakin
tinggi tingkat kemuakan mereka pada kaum puberwan dan puberwati ini.
Selanjutnya, klik unfriend deh. Nah lho …
Terus gimana
dong, kalau sudah tua tapi jatuh cinta lagi ? Yaa.. Nggak gimana-gimana,
bersikap normal saja, yang penting jangan mengekspos kegalauan di ruang publik.
Malu ah. Dan selanjutnya terserah anda. Aku hanya mendoakan, apapun yang
terjadi semoga berakhir bahagia, aamiin …
Selamat
berkasih sayang. Jaga hati ya teman - teman … :)
salam
sayang,
anni
sumber ilustrasi : www.tulsaworld.com, www.mind.uci.edu
No comments:
Post a Comment