shelbourneclinic.ie
Seringkali dunia bersikap tidak adil
pada kita. Sebagai contoh, saat tetangga kita menderita sakit Tipes, atau sakit
Demam Berdarah, beramai-ramai tetangga yang lain membesuknya ke Rumah Sakit.
Tak cukup sekali, setelah si Sakit pulang, masih juga tetangga kiri-kanan
menengok sambil membawakan bermacam-macam buah tangan, dari kue kalengan sampai
buah-buahan kiloan.
Sementara kita ? sama-sama menderita
sakit, sakit banget malah, tapi tak seorangpun menaruh peduli. Jangankan
menengok, ditanyapun tidak. Padahal kita sedang kesakitan banget. Sakit lidah
akibat tergigit gigi sendiri . Dua kali tergigit lagi ! bayangkan betapa
menderitanya ! . Tergigit satu kali saja sakitnya sudah minta ampun, apalagi
dua kali. Tak hanya sakit lidah yang kita rasakan, tapi sakit ini bisa menjalar
kemana-mana. Membuat mata jadi berair, kepala berdenyut, emosi memuncak, dan
ini yang sulit disembuhkan : sakit hati sebab merasa diri kita bodoh bukan
kepalang.
Pintar
itu ada mentoknya, bodoh itu tak terhingga
Kok bisa-bisanya lidah sendiri
sampai tergigit dua kali, di tempat yang sama pula ? wah bodoh sekali ! .
Keledai yang katanya dungu saja, bisa mengambil pelajaran saat dia terperosok
kok. Besok-besok lagi, saat dia melewati jalan yang berlubang itu, si keledai
pasti akan menghindari lubang yang sudah membuatnya terperosok tadi. Lha kita,
yang umurnya sudah bangkotan, berpendidikan sangat tinggi, saking tingginya
sampai sekolah saja di luar negeri tapi masih luarnya lagi ( baca : sekolah
di Mars ), , memiliki karir dan kedudukan sosial bergengsi, ditakuti semua
kalangan, dari Satpam sampai Ahok semua takut sama kita, lha kok bisa
berkelakuan sebodoh itu ? sungguh memalukan, apa kata duniaa … ?
Lagi enak-enaknya makan, tiba-tiba
gerakan gigi geraham berubah haluan di luar kontrol kita. Dari yang seharusnya
menggigit dan mengunyah makanan, malah memangsa lidah sendiri. Aaawwwhh … ! !
sakitnya luar biasa. Refleks kita berhenti mengunyah dan menahan nafas
merasakan sakit yang datang secara tiba-tiba. Darah pun mengalir, berasa hangat
dan asin di indera perasa yang tergigit. Lalu kita beranjak dari meja makan,
pergi ke wastafel, berkumur, dan tercenung di depan cermin merasakan sakit yang
berdenyut. Di permukaan cermin terlihat wajah seseorang dengan ekspresi yang
jauh dari sedap dipandang mata. Dalam sekejap, hilang sudah selera makan yang
beberapa menit lalu begitu menggebu-gebu. Malas melanjutkan, atau kalaupun
meneruskan makan, itu karena kita dilarang memubazirkan makanan. Tapi mana ada
nikmatnya kalau sudah begitu.
Tapi penderitaan kita tak berhenti
sampai disitu rupanya. Nah inilah bencana yang sesungguhnya. Tergigit lidah
oleh gigi sendiri dalam kesempatan pertama, itu musibah. Tapi kalau
sampai tergigit dua kali di tempat yang sama, itu namanya bencana. Belum
sembuh rasa sakit akibat tergigit kemarin, tiba-tiba harus tergigit lagi di
tempat yang sama saat kita makan di kesempatan berikutnya. Oh My GOD ! kenapa
bisa begini ?? nangis-nangis deh …
Mana
empatimu ??
Kali ini tak hanya air mata
kesakitan yang merebak keluar, namun air mata sakit hati. Ada semacam rasa
dendam kesumat yang diam-diam mengaliri hati kita, sebab merasa bodoh dan
dungu. Tapi apa boleh buat. Lidah lidah sendiri, gigi gigi sendiri, tergigit
tergigit sendiri. Siapa yang mau disalahkan kalau begitu selain diri sendiri ?
sakit hati, dendam juga tak ada gunanya, karena diri sendiri yang melakukannya.
Masak dendam kok sama gigi sendiri ? sudah cabut saja sono …
Walhasil, minimal 3 harian lah kita
harus menanggung derita ini seorang diri. Sakit yang sangat, namun siapa yang
peduli. Ngadu sama pasangan pun, paling Cuma dibilang, “ Lain kali hati-hati
ya, sayang ! “. Sudah hanya itu, tak ada tatapan empati atau khawatir takut
kita mati. Nggak ada. Sebel banget kan, padahal mana tahu luka akibat tergigit
itu bisa terkena infeksi atau dimasuki kuman Tetanus yang mematikan ! kalau
kita mati gimana ? pasti dia akan menyesal karena tidak berempati ! (lebay).
Dan tetangga, teman kerja ? mana mau
mereka membesuk kita. Mereka malah bilang, lidah tergigit, sariawan, panu,
kurap, kudis, sakit gigi, pilek, PMS, cantengan, itu bukan sakit. Jadi tak
perlu ditengok, dan tak perlu bolos kerja. Hidup harus berjalan normal, jangan
cengeng dan tetap harus masuk kerja, titik ! wedeeww … nggak adil kan ? mana
bisa kita dibilang nggak sakit ? lha wong sakitnya sampai menjalar ke hati
sanubari gini kok tega-teganya dibilang bukan sakit ? rasain aja sendiri kalau
nggak percaya …
Let’s
Face the Truth
Okelah kalau begituhh, sekarang mari
kita pikirkan, bagaimana caranya agar kita tak harus menderita berkepanjangan
saat lidah kita terluka akibat tergigit sendiri. Kata ibu saya , begini cara
yang paling efektif untuk menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit itu :
1. Berkumur dengan segelas air
hangat agak panas yang dicampur garam. Kumurkan dan rendamkan lidah yang
terluka selama 20 detik, dan ulangi terus sampai air garamnya habis. Awalnya
akan terasa cekot-cekot, tapi setelah kumuran yang pertama, rasa sakit itu akan
hilang.
2. Olesi dengan madu.
Nah kalau ini sih enak dan manis kan ? tapi kurang efektif, sebab, berapa lama
madu itu akan bertahan menempel di lidah yang setiap saat mengeluarkan air
ludah ? khasiatnya hanya akan efektif kalau seharian kita menjulurkan lidah
yang sudah diolesi madu tersebut. Tapi siapa yang mau seperti itu ? kalau saya
yang melakukannya, paling murid-murid saya akan berkomentar dengan ekspresi
wajah cemas, “ bu anni, ada yang bisa saya bantu ? “, karena mereka
pasti mengira saya sudah gila.
3. Mengulum Es Batu.
Nah ini termasuk mudah dan efektif, karena kebanyakan orang menyukai es batu,
kecuali orang-orang yang punya gangguan gigi sensitif. Es batu dengan suhunya
yang rendah, efektif meredakan rasa sakit dan menghentikan pendarahan. Harganya
murah, kadang gratis, dan mudah didapat pula.
Nah, itulah tips dari Ibu saya untuk
mengurangi rasa sakit dan menyembuhkan saat lidah atau bibir kita mengalami
luka akibat tergigit sendiri. Catat : tergigit sendiri ya. Sebab tak
mungkin orang lain yang melakukannya. Kalau sampai itu terjadi, pihak yang
berwajiblah urusannya, karena itu sudah menyangkut pasal penganiayaan.
Demikian catatan super ringan dari
saya, semoga bermanfaat ya. Selamat berhati-hati saat makan. Sayangi diri
sendiri, stop melukai tubuh dan hati kita, sekecil apapun.
Salam sayang,
anni