Anya gadis kecil yang duduk di bangku kelas 3 SD. Umurnya belum genap 9
tahun, namun khayalannya sudah melambung tinggi sampai ke langit-langit kamar
tempat dia mendamparkan dirinya sepulang dari sekolah di siang hari yang terik.
Anya sangat suka membaca. Semua majalah anak-anak yang dibelikan Ayahnya,
habis dibaca hanya dalam satu jam. Namun Anya tak pernah merasa bosan.
Majalah-majalah itu, Bobo, si Kuntjung, Ananda, akan terus dibaca
berulang-ulang sampai dia dapat menghafal semua ceritanya di luar kepala. Tak
hanya majalah anak-anak, buku- buku komik karya HC Andersen juga tak luput dari
perhatiannya. Seluruh komik itu, dari yang tipis sampai yang tebal, tamat
dibacanya dengan antusias. Sayang Ayah tak selalu punya cukup uang untuk
membeli semua bacaan yang diinginkan Anya.
Tapi Anya tak pernah mengeluh, hanya sedikit merasa sedih saja. Setelah itu
dia akan merengek kepada kakak laki-lakinya untuk diantarkan ke perpustakaan
daerah di jalan Cikapundung. Dan biasanya kakaknya mau saja mengantar Anya
pergi ke perpustakaan dengan naik sepeda berboncengan.
Perpustakaan adalah sebuah tempat yang menurut Anya adalah surga. Semua
bacaan yang dia impikan, ada di situ. Andai saja kakaknya tidak melarangnya,
ingin rasanya semua rak-rak buku yg penuh dengan buku cerita di perpustakaan
itu, dibawa pulang, dipindahkan seluruh isinya ke rumah. Tapi apa boleh buat,
Anya hanya boleh meminjam tiga buah buku saja, itupun harus segera dikembalikan
dalam waktu seminggu. Kalau tidak Anya harus membayar denda. Ah perpustakaan
itu pelit sekali. Padahal Anya kan masih kecil ...
Bermula dari kegemarannya membaca itu, Anya akhirnya memiliki daya imajinasi
yang sangat melayang tinggi. Dengan mudah Anya berkhayal menjadi seorang putri
raja yang dibenci oleh ibu tirinya yang dengki dengan kecantikannya. Atau
sambil telentang di atas tempat tidurnya, Anya akan melambungkan pikirannya
sampai ke negeri dongeng, ikut bermain gelembung balon sabun bersama Oki dan
Nirmala, tokoh-tokoh favoritnya di majalah Bobo. Berlarian ke dapur istana Ratu
Bidadari, untuk mencicipi sepotong kue Tar yang lezat buatan Pak Dobleh sang
koki istana.
Anya juga sangat menggemari dongeng Cinderella. Menurut Anya, kisah
Cinderella khusus diciptakan untuknya. Saking senangnya, dia berpendapat orang
lain tidak boleh ikut membaca, dan tidak boleh menyukai kisah ini. Pokoknya
hanya Anya seorang yang boleh menyukainya.
Dari dongeng si Upik Abu ini, Anya mengenal arti kata cinta, dan diam-diam
merasakan getar cinta di dalam hatinya. Anya kecil merasa jatuh cinta pada
pangeran tampan yang kelak akan menjadi suaminya.
Suami, ah indahnya kata itu. "Alangkah bahagianya jika aku punya
suami", pikir Anya. " Hmm... Aku akan punya suami yang berwajah
tampan, baik hati dan menyayangiku. Tapi bagaimana ya kira-kira wajahnya, dan
siapa ya namanya ? Anya terus berfikir dengan keras dan serius, sampai
keningnya berkerut-kerut. Namun wajah dan nama suaminya tak kunjung dia temukan
meski sudah seminggu dia berfikir dengan keras.
Hingga akhirnya, pada suatu petang ...
Anya tengah bermain dan berbaring-baring bersama teman-temannya di hamparan
rumput yang empuk di pinggir lapangan yang membentang di depan rumahnya. Anya
dan dua temannya, Vina dan Dita, asyik mengobrol dan berkhayal tentang siapa
yang bakal menjadi suami mereka kelak.
Tiba-tiba ... Anya melihat seraut wajah di langit, tersembunyi diantara
gumpalan awan - awal putih kelabu yang berarak di langit di atas kepalanya.
Wajah seorang pemuda yang tampan, berkulit gelap dengan senyum yang menawan dan
tatapan yang lembut penuh kasih. Wajah itu menatap dan tersenyum kepadanya,
lalu menghilang dalam sekejap ketika Anya mengedipkan matanya.
Anya merasa kaget luar biasa namun anehnya, dia tak merasa takut, justru
sebaliknya, dia merasa senang. Dia sangat yakin, itulah wajah suaminya kelak.
Dan entah dari mana asal mulanya, Anya merasakan ada desiran halus di dalam
dadanya. Ada perasaan hangat yang menjalari hatinya. Perasaan hangat yang
membuatnya merasa senang dan berbunga-bunga. Ya ampun, Anya sudah melihat
kilasan wajah suaminya kelak ! Can you believe that ?
Semenjak itu Anya tak pernah dapat melupakan wajah tampan yang dia lihat
sekilas di langit di balik awan itu. Ah, siapa ya namanya ? Anya mulai lagi
dengan khayalannya yang lain. Khayalan tentang nama bagi pangeran tampan di
langit itu.
Nama apa ya yang kira - kira pantas bagi pangeran tampan suaminya itu ?
Ah Anya, Anya ... ada - ada saja kelakuannya ....
Bersambung yaa ... ^__^
with love,
anni
* * * * *
Selected comments from my friends on Facebook
No comments:
Post a Comment