" Jadilah dirimu apa adanya ", atau " be your self ".
Pernyataan itu sangat sering kita dengar. Atau muingkin seseorang kerap
mengatakannya kepada kita ?
Ketika kita dilanda perasaan minder, malu, gelisah, dan kita merasa
tidak dapat berbuat sebaik yang dilakukan orang lain, terkadang kita
jadi merasa sulit untuk melakukan sesuatu sesuai dengan potensi kita.
Jangankan untuk menyamai prestasi orang lain, untuk sekedar berfikir
saja rasanya buntu otak ini.
Alangkah beruntungnya jika di tengah situasi yang tidak mengenakkan itu, seorang sahabat
datang kepada kita, menepuk bahu, dan menyemangati, dengan
mengatakan, " it's okay, just be your self ". Lalu segalanya terasa
lebih ringan :)
Menampilkan diri sendiri sebagaimana adanya, memang lebih mudah.
Tanpa beban, dan kita akan terbebas dari topeng kepura-puraan. Namun
jangan lupa, kita ini manusia yang penuh dengan ketidak sempurnaan.
Menampilkan diri sendiri lengkap dengan segala kekurang kita, kadang
malah menjadi bumerang bagi pencitraan diri yang positif. Selain itu,
dunia kelihatannya tidak akan membiarkan kita tampil benar-benar apa
adanya.
Di dunia ini ada yang namanya Norma, ada yang namanya etika. Sesuatu
yang menjadi pedoman baik dan buruk perilaku manusia dalam menjalani
kehidupannya dalam masyarakat. Norma ini meminta kita melakukan dan
menampilkan yang terbaik, sekaligus melarang kita melakukan hal-hal yang
buruk.
Itu artinya, jika kita memiliki perilaku atau perangai yang buruk,
kita dituntut untuk menekannya atau bahkan menghlangkannya sama sekali.
Alih-alih menampilkan diri kita apa adanya, kita justru dituntut tampil
dengan cara yang baik dan sopan di muka umum. Jika kita masih juga nekad
menampilkan diri kita secara gamblang, tanpa tedeng aling-aling, maka
akibatnya mudah diterka. orang-orang akan merasa sebal dengan kita, atau
boleh jadi mereka akan mencela.

Sebagai contoh, kalau anda termasuk orang yang tak bisa menahan
kentut, bersin dengan suara menggelegar dengan ludah muncrat
kemana-mana, menguap dengan mulut menganga lebar tak peduli sebau apa
uap yang menguar dari mulut, apakah anda akan tetap melakukan kebiasaan
itu di tempat umum ? Di dalam bis umpamanya, atau di kantor, di tempat
arisan, di pengajian, di masjid, di gereja ? Jika anda orang yang ber
etika tentu anda akan berusaha sekuat tenaga untuk mencegah itu semua
keluar dari diri anda, bukan ? Kalau kita kelepasan bersendawa dengan
keras, atau ketelanjuran mengucapkan kata-kata latah yang tidak senonoh
di tempat-tempat itu ? Wah pasti rasanya malu sekali
Orang tua, guru, lingkungan, agama, jelas mengajari kita untuk
menampilkan diri kita yang terbaik. Mengapa begitu ? Karena kita
diharapkan dapat menjadi contoh bagi orang-orang di sekitar kita. Di
sisi lain, selalu membiasakan diri menampilkan sikap dan perangai yang
baik, lambat laun akan mengubah kepribadian kita menjadi benar-benar
berkepribadian baik yang terbiasa berfikir positif. Satu orang yang
berperangai baik, akan menjadi cikal bakal terbentuknya masyarakat yang
bermoral baik pula, alias masyarakat madani :)
Itu di dunia nyata. Di dunia maya tidak jauh berbeda. Kita dituntut
menampilkan diri kita dengan cara yang baik dan sopan. Dengan senyuman
dan tutur kata yang santun. Coba saja anda menampilkan profile picture
yang jutek di facebook umpamanya, dengan ekspressi bete, atau dengan
mengacungkan jari tengah, ditambah status yang jorok, kasar, memaki-maki
di wall anda, dengan dalih itulah diri anda apa adanya, yakinlah
komentar negatif akan berhamburan mampir ke wall anda.
Kalau sudah begini, teman fb yang tidak pernah kenal dengan anda
sekalipun, akan benar-benar mengira, bahwa anda adalah orang yang
menyebalkan, mengesalkan dan tak layak untuk dijadikan teman. Tidak adil
? Yaa memang begitulah kenyataannya. Kadang orang lain itu " judge the
book by its cover " kok ...
Jadi kesimpulannya teman-teman, mau di dunia nyata kek, mau di dunia
maya kek, tetaplah konsisten menampilkan sisi kepribadian kita yang
terbaik. Bersikap baik, berfikir positif, bertutur kata santun, selalu
tersenyum meski sedang galau :)
Karena menjaga image itulah yang diharapkan dari orang-orang tercinta
di sekitar kita. Insyaallah selain menyenangkan mereka, berpenampilan
baik itu bernilai ibadah juga kok bagi kita.
Tersenyum yuks ...
# yang penting mah jangan sampai senyuman kita itu dianggap tebar
pesona aja, karena kita tersenyum dengan cara yang nggak wajar. Hadeehh
...
salam sayang, I love you forever ...
Anni - Sukabumi
comments from Facebook :
No comments:
Post a Comment