Menulis itu media katarsisku ...

Blog Pribadi Puji Nurani :

Sketsa sederhana tentang hidup yang sederhana ...

Menulis itu Media Katarsisku ....

Aku sangat suka .. sangat suka menulis .....
Aku tak memerlukan waktu khusus untuk menulis ..
Tak perlu menyepi untuk mendapatkan ilham ........
Atau menunggu dengan harap cemas pujian dari orang lain
agar tak jera menulis ......

Ketika aku ingin menulis, aku akan menulis tanpa henti...
tanpa merasa lelah ...
tanpa merasa lapar ...
Namun jika aku tidak menulis,
maka itu artinya aku memang sedang tidak mau menulis...

Kala kumenulis,
Aku alirkan pikiranku melalui ketukan keyboard
ke dalam layar dunia virtual aku berkontemplasi ....
Aku tumpahkan perasaanku ke dalamnya ....
yang sebagiannya adalah jiwaku sendiri ....

Lalu ... aku menemukan duniaku yang indah ...
duniaku yang lugu dan apa adanya ......
duniaku yang sederhana .........
yang aku tak perlu malu berada di dalamnya .....
Karena aku adalah kesederhanaan itu sendiri .....

Aku suka dengan cara Allah menciptakanku ...
alhamdulillah .......

Monday, October 8, 2012

Kala Aku Berpikir Tentang Kematian


Akhir - akhir ini aku sering berpikir tentang kematian. Atau setidaknya berpikir tentang orang-orang yg telah pergi meninggalkan dunia ini.
Aku teringat pada teman-temanku, aku teringat pada tetanggaku, aku teringat pada kerabatku, dan aku teringat pada Ayahku yang telah berpulang meninggalkan kami sejak 26 tahun yang silam.

Di keheningan malam yang sepi, atau di sela- sela siang hariku yang kadang sunyi, aku sering mengenang Ayahku, dan tetap berusaha dengan keras mengingat wajahnya agar tidak kian mengabur dari ingatanku karena tergerus oleh sang waktu.

Dimanakah jiwa Ayah kini berada ? Apakah ayah sedang berbahagia dan tenang di sisi Nya ? Apakah Ayah dapat melihatku dari alamnya di sana ? Mengapa aku seriing diliputi perasaan rindu kepada almarhum akhir-akhir ini ? Apakah karena Ayah juga sedang merindukanku ?
Ah selalu saja, tak bisa tanpa air mata mengalir hangat di pipiku, jika mengenang mendiang Ayahku.



*********
Kerap kali jika menyusuri jalan-jalan desa yang permai berbunga, atau melintasi tanah lapang berumput hijau dengan bunga ilalang setinggai dada di sisi-sisinya, atau melalui areal pemakaman yang beku membisu, hatiku diliputi pertanyaan yang sangat kepada sang bumi tempatku hidup dan menghirup nafas kini. Apakah bumi benar-benar menyimpan jasad orang-orang yang telah berpulang, apa yang terjadi dengan mereka ?

Dalam senyap dan hening di kalbuku, aku memberanikan diri bertanya kepada sang Bumi. "Mengapakah engkau diciptakan begitu suci ? sehingga engkau ditakdirkan menjadi alat bersuci bagi manusia ? sehingga engkau ditakdirkan menjadi musholla di setiap sudut dan penjurumu ?"

Mendengar pertanyaanku,
Sang Bumi menjawab tanpa kata. Suaranya hilang tertelan tirai kabut tebal kelabu yang tiba-tiba melayang menyelimuti permukaannya. Aku hanya dapat mendengar gaung suaranya yang mengalun sangat jauh dari dasar jiwaku.

Dalam kesunyian yang menghisap kesadaranku, Bumi menjawab lirih, "Sesungguhnya aku ini diciptakan oleh Allah Yang Maha Suci, Pencipta segala kesucian, untuk menyimpan jasad orang -orang yang dicintai Nya. Untuk memeluk orang -orang yang dikasihi Nya, melindunginya dari kejamnya kehidupan dunia. Dan sesungguhnya, jika bukan karena alunan doa-doa dari orang-orang yang beriman kepada Nya, niscaya aku ini sudah hancur lebur, lumat tenggelam di semesta raya nan tak bertepi "

"Lalu apa yang engkau lakukan pada jasad orang-orang yang dimurkai Allah?, tanyaku dengan suara serak tercekat di kerongkonganku
Kembali Bumi terdiam. Namun kali ini diamnya menghadirkan suasana sunyi sepi yang sangat mencekam, dingin dan misterius. Helaan nafasnya terdengar sangat panjang dan berat, seraya kurasakan ada hawa kemarahan yang diam-diam menyelusupi hatiku. Aku dapat merasakan tiba-tiba bulu roma meremang dibalik kerudung panjangku, nafasku terasa sesak dan akupun memutuskan diam, tak berani bertanya -tanya lagi.

Aku merasakan kemarahan dan kebencian bumi yang sangat mengerikan kepada para pendosa, yang jasadnya pun terbaring di perut bumi, ketika mereka mati.





Tanpa kusadari, air mata membasahi wajahku yang pias memucat. Aku merasa takut dan gentar luar biasa. Aku merasa lumpuh di seluruh persendianku, lemah tak berdaya sangat membutuhkan belas kasih dan perlindungan dari Allah, Sang Pencipta Bumi. Wahai Allah, lindungi aku dari kemarahan sang Bumi, manakala jasadku yang terbujur kaku telah memasuki perutnya kelak ...aamiin ...

*********
Kulihat fajar menyingsing di kaki langit, menyibakkan tirai hitam yang ditebarkan sang malam. Sayup kudengar kumandang adzan subuh dari masjid di kampung di dasar lembah. Alunannya menghiba, menyayat kalbuku, merasuki relung-relung keharuan di hatiku yang paling dalam. Kusimak dengan air mata menggenangi kelopak mataku. Kubiarkan setiap kalimat-kalimat pujian kepada Allah, shalawat kepada kekasih Nya, dan panggilan kepada umat manusia untuk menghadap Nya di subuh buta itu, mengendap di hatiku yg terdalam. Aku ingin kalimat-kalimat indah dan penuh makna itu berdiam berdampingan dengan rasa cinta yang aku simpan disana, selamanya



Kutegakkan sholat dan kupasrahkan segala jiwa ragaku hanya kepada Nya, sang pemilik jiwa dan ragaku. Aku ikhlas, jika Sang Penciptaku itu memanggilku kapan saja Dia mau, sebagaimana aku ikhlas menjalani kehidupan indah yang disediakan Nya untukku. Semoga Allah memanggilku dan kita semua dalam keimanan dan kecintaan kita yang kuat hanya kepada Allah semata. Dan semoga Sang Bumi akan menyambut jasad kita dengan tersenyum, lalu memeluk hangat tubuh kita dalam dekapannya, selamanya, aamiin yra ...

**********
Catatan yang mengalir dari hatiku ini, aku dedikasikan kepada alamarhum Ayahku, dan semua orang tercinta yang telah meninggalkan kita untuk selamanya. Semoga Allah swt berkenan mengampuni dosa-dosa mereka, dan melimpahi mereka dengan kasih sayang Nya, aamiin ...

****************
Salam sayang, anni
# Seraya berusaha keras membendung air mata kepedihankuyang terus menetes, manakala aku mengenang bagaimana dunia ini memperlakukan orang sebaik Ayahku selama beliau masih hidup.
Sayup pula kudengar alunan suara Dang Fathurrahman yang telah menginspirasiku.

  • Ai Yuningsih Untuk seorang ayahi yang hadir dalam setiap doa setelah shalat
    Seorang ayah yang meletakkan namamu dalam lantunan doanya
    Seorang ayah yang selalu menasehati mu
    Seorang ayah yang me
    ...See More

  • ايدي سوبور Mati, maut... hmmm banyak orang yang menghindari pembicaraan tentang kematian karena takut, atau belum siap dll padahal kita semua sadar kematian itu datangnya tidak diketahui kapan dan di mananya. Tak ada yang bisa menghindar atau menawar jika saatnya sudah tiba.

    Lamunan ataupun mimpi yang mempertemukan kita dengan seseorang yang kita kenal dan sudah meninggal kerap kali menyisakan kesedihan apalagi jika seseorang itu adalah seseorang yang kita hormati, kita sayangi atau kita idolakan. Dari sana kita lihat bahwa kita tidak melihat sisi gelap dari kematian, kita tidak takut memikirkan kematian, kita berharap dengan harapan yang membubung agar almarhum ditempatkan di tempat yang terbaik. Namun menjadi nilai tambah seandainya 'pertemuan' tadi menyisakan satu semangat untuk menyiapkan diri lebih baik dalam menghadapi kematian.

    Secara kongkrit selain lamunan atau mimpi, kita dianjurkan untuk ziarah kubur. Berziarah ke kuburan atau makam pada awalnya memang terlarang namun kemudian dianjurkan oleh Rasulullah saw karena esensi yang terkandung pada ziarah adalah 'dzikrul maut' atau mengingat kematian, sebuah wisata ruhani yang benar-benar berusaha menggugah ranah keimanan kita agar kita ingat ke mana kita akan kembali. Satu upaya yang massif dalam menundukkan nafsu-nafsu duniawi yang tak pernah terpuaskan.

    Kembali ke sahabatku Mbak Anni, tentang kesedihan yang kembali menguak setelah teringat kembali sosok ayahanda almarhum, saya hanya bisa menghibur Mbak dan saya sendiri bahwa mereka telah melaksanakan tugas mereka di alam dunia. Sejatinya yang lebih repot adalah kita yang masih belum pasti nasibnya. Mereka sudah menanam tinggal menuai hasilnya. Dan hasil yang akan mereka dapat semoga saja menjadi tiket yang terbaik untuk memasuki alam berikutnya di akhirat yaitu syurga jannatunna'im.

    Allaahummaghfirlahum, aamiin ya Rabbal'aalamiin.
  • Anni Heriyanto Puji Nurani bu Ai Yuningsih : aamiin yra ... doa yang indah :) asyik ya bu Ai masih punya Abah yang masih sehat, kuat dan masih bisa bercanda dengan cucu-cucunya. Sebuah harta yang sangat tak ternilai dengan apapun di dunia ini. Terimakasih sdh berkenan membaca :)
  • Anni Heriyanto Puji Nurani kang  ايدي سوبور : kesedihan saya saat mengenang almarhum sebetulnya lebih didorongkan perasaan rindu karena sudah seperempat abad berpisah. Rindu pada nasihat-nasihatnya yang jarang diungkapkan, namun sekali diucapkan sangat dalam dan teringat hingga kini. Teringat pada saat malam-malam beliau mendampingi saya belajar dengan setia, padahal beliau sendiripun sudah tua dan lelah, teringat pada kepahitan hidupnya T_T. Dan ada penyesalan juga, karena belum dapat membahagiakan beliau, apalagi membalas jasanya. Hanya doa dan doa yang dapat saya panjatkan. Dan jika sudah demikian, muncul kesadaran di hati saya, bahwa kelak pun saya akan seperti itu, meninggalkan semua orang yg saya cintai, meski entah kapan. Hatur nuhun kang, sudah berkenan membaca dan menuliskan komentar yang memperkaya tulisan saya ini :)

  • Meaning Prasojo Bapaaaaak .....
    Didikan ala militernya membentuk aku jadi yg seperti ini... Kalo ngga diajarin disiplin dan ngIndonesia yg banget aku yakin jalanku akan jauh melenceng he he he...
    Saat2 diriku galau (anak sakit, difitnah temen, duit belanja abis ;-) ... dll) pasti aku rindu beliau ... ga cuma rindu ke bapakku aja bu guru, tapi pada ortu/bpk ibu yg mengukir jiwa ragaku maupun ortu/bpk ibu yg membentuk kepribadianku, kebiasaanku dll hingga aku kayak gini.
    Rindu yg ga akan pernah bisa tersalurkan sampai maut menjemputku (halah ... bahasamu dek). kata orang dg doa bisa mengurangi rasa rindu itu, benarkah ???? Aku mah tetep we rindu, komo deui kalo abis baca tulisan seperti notemu ini .... whoooaaa ga cuma air mata mengalir tapi nepi ka nyesek (ntar bikin sinetron dg judul PREMAN KOK NANGIS ???)...untung si kriting dah brkat sekolah
    Ah ... Anni, aku jadi makin rindu beliau ..
  • Elin Yuliani bu hji...baca catatannya jd merinding...tp kita hrs tetap siap n yakin akan hal itu...hanya tinggal mnunggu waktu...
  • Ratih Risnawati Orang yg cerdas adalah arang yg selalu ingat akan KEMATIAN...., karna dgn selalu mengingat KEMATIAN , dia akan selalu siap-siap dan waspada untuk menyambutnya.... karna di mana dan kapan waktu KEMATIAN adalah misterius.....
  • Anni Heriyanto Puji Nurani @ bu hj Elin : wah punten kalau sampai bikin merinding, bukan bermaksud, he he ...
    Btw, iya bu, kematian itu, dipikirkan atau tidak, akan datang juga. Tapi kita tetap berdoa diberi umur panjang yg berkah ya buu ..aamiin ...
  • Anni Heriyanto Puji Nurani @ bu hj Ratih : rasanya bekal utk menyongsong kematian teh meni minim pisan ya bu, gak cukup2. Ya Allah, smg diberi kesempatan utk menambah amal ibadah kita di sisa waktu ini, aamiin yra ... Htr nhn ya bu ...
  • Sri Esti Marpeni Baru baca hari ini tulisan bu guru... dan utk kesekian kalinya tulisan bu guru membuat mataku kuyup tak tertahan, sekuyup jiwa yg tersiram rangkaian doa khususnya buat alm bapakku... yg sosoknya, perhatian & kasih sayangnya tak tergantikan...( smg smua alm org tua kita dlm keadaan lapang & benderang di alam kuburnya, alam penantian hgg bertemu kita kembali, insya Allah )... Subhanallah, bu guru Anni Heriyanto Puji Nurani sll saja pandai merangakai kata-kata, pun menguntai desah kerinduan yg 'memenuhi' ruang di jiwa...hgg kerinduan itu jd terasa indah sekaligus mengalirkan rangkaian doa penawar rindu yg tulus dan jernih...Sy pun sering alami kerinduan pd alm bpk...Dan selalu sy biarkan air mata tumpah ruah sepuasnya dg hembusan istighfar....Betapa blm ada jejak yg sy tinggalkan membuatnya bahagia sebahagia yg ingin sy berikan padanya...Meski didetik detik akhir hidupnya, sempat beliau memeluk saya erat, sambil berbisik ditelinga ini: " Kamu sdh membuat bpk bahagia, anak-anakmu sehat & baik-baik".....Maka, hati ini spontan terguncang... sptnya kata-kata singkat itu mengandung makna, jaga keharmonisan keluargamu, krn dg begitu anak-anakmu akan selalu dlm keadaan baik....Begitulah alm mengajari sy, mencari makna dari kata tersurat yg singkat...Anni sahabat tersayang, kita saling mendoakan, ya... smg kita, anak-anak kita & cucu-cucu kita termasuk dlm golongan hamba-Nya pandai bersabar, bersyukur dan pandai mendoakan orang tuanya... Krn itu menjadi bagian amal manusia yg tak terputus... Smg dg tulisan Anni ini , menjadi pengingat bagi kita, bhw suatu hal tg paling dkt dg kita adalah kematian...dan smg kita termasuk hamba yg tak lalai untuk mempersiapkan bekal kematian tsb..aamiin, jazakillah khair Anni manis...
  • Trizsa Vas Semua sudah terwakili ya Anni Heriyanto Puji Nurani...saya hanya bilang: kau anak ayah seperti juga saya. Itu saja.
  • Trizsa Vas ga bisa ngomong, karena sgt mengerti dan memahami...ya Anni Heriyanto Puji Nurani

No comments:

Post a Comment