Senangnya jadi mahasiswa baru dengan
sahabat baru
Ini sebetulnya kisah yang bikin
malu.
Tapi berhubung peristiwanya sudah lama berlalu, saya memutuskan untuk
menceritakannya disini. Toh sekarang rasa malu itu sudah berubah menjadi rasa
geli ketika saya mengingatnya kembali.
Kejadiannya duluu banget, sewaktu
saya masih kuliah smester satu di Bandung. Namanya juga mahasiswa baru, mana
tahu saya dengan keadaan di daerah-daerah seputaran kampus. Saya tahunya
berangkat dan pulang kuliah ya begitu-begitu saja, lewat jalan yang itu-itu
saja tanpa ada sesuatu yang istimewa. Waktu itu kegiatan kami sebagai mahasiswa
baru belum begitu banyak, paling-paling menghadiri perkuliahan, ke
perpustakaan, mampir ke toko buku bajakan di jalan Palasari, main ke kosan
teman, sekali-kali nongkrong makan Somay di kantin, lalu pulang. Tidak ada lagi
yang lain.
Saya punya sahabat -sahabat yang
kompak, namanya Mita, Fitri, dan Linda. Kami selalu melakukan segalanya
bersama-sama, bukan hanya karena sefakultas, namun karena kebetulan tempat
tinggal kami terletak di daerah yang dilewati bus kota satu jurusan. Setiap
pagi kami bertemu di dalam bus kota jurusan jalan Kopo - Dipatiukur, dan
langsung mencari posisi berdekatan di dalam bus yang masih jarang penumpangnya
itu. Senang sekali jika mengingat saat-saat menikmati perjalanan dari rumah ke
kampus bersama sahabat- sahabat yang baik, kocak dan seru.
Dihadang Cowok Sarap
Setelah beberapa bulan jadi
mahasiswa, kami jadi mengenal jalan-jalan alternatif yang bisa dilewati jika
ingin tiba lebih cepat ke ruangan kuliah tertentu. Tentu saja kami merasa
senang dengan penemuan ini, karena kami tak perlu lagi tergesa-gesa
berangkat kuliah, karena merasa sudah menemukan jalur terpendek. Tapi
ternyata kami salah duga. Penemuan jalan alternatif itu rupanya sama sekali
tidak bisa dibanggakan, justru sebaliknya malah menuai bencana yang bikin malu.
Kesalahan kami adalah, kami tidak bertanya dulu pada mahasiswa senior, tentang
situasi di sekitar kampus terutama jalan yang kami temukan itu. Dan sebagai
akibatnya, kami harus menanggung rasa malu yang tak terperi.
Sudah tanggung nih, sudah lama juga
kejadiannya. Jadi saya tulis apa adanya saja ya ^_^
Nama jalan alternatif itu adalah jalan Imam Bonjol di seputaran daerah Dago
Bandung. Dari jalan Teuku Umar kami bisa menyelusup ke gang-gang di jalan Imam
Bonjol untuk mencapai dengan cepat ruangan kuliah Pengantar Ilmu Hukum,
atau menikung ke kanan ke arah jalan Hasanudin untuk mengikuti kuliah Pengantar
Hukum Indonesia yang kesemuanya dilaksanakan tepat pukul 07.00 di hari
yang berbeda.
Tapi namanya juga manusia, ada saja
melesetnya. Suatu pagi, diluar perhitungan, kami terlambat masuk kuliah
gara-gara bus kota yang kami tumpangi mogok di tengah jalan. Lama kami harus
menunggu hingga mendapatkan bus kota pengganti. Sesampainya di
jalan Teuku Umar, tanpa menunggu bus kota berhenti dengan sempurna, saya
, Mita, dan Fitri, langsung melompat ke luar bis dan langsung berjalan setengah
berlari menyusuri jalan Teuku Umar lalu berbelok ke jalan Imam Bonjol. Kami
tidak bertemu Linda di bus kota, mungkin hari ini dia tidak masuk kuliah.
Saat itu kami sama sekali tak
menyadari ada bahaya sedang mengintai didepan hidung kami. Sedang asyik
berjalan cepat sambil ribet ngobrol dan tertawa-tawa, tiba-tiba langkah
kami terhenti karena ada seorang pemuda menghadang kami tepat di tengah jalan.
Pemuda itu berdiri di depan mobil Jimny merah yang diparkir dengan posisi
melintang di tengah jalan Imam Bonjol yang memang sepi. Aku hanya melihat sekilas
wajah cowok itu , tak begitu peduli, lalu kembali meneruskan langkahku. Tapi
anehnya, kok dua temanku itu tiba-tiba berlari tunggang langgang terbirit-birit
seperti dikejar hantu begitu melihat pemuda tadi. Aku ditinggal begitu saja.
Nah ketika sedang bengong itulah, aku menyadari apa yang membuat si Mita dan
Fitri berlari sprint seperti itu
Astghfirullah … ternyata cowok itu
(maaf ya, maaf banget nih ..) memerosotkan celana panjang dan celana dalamnya
sekaligus, lalu memperlihatkan seraya mempermainkan alat kelaminnya di depanku
sambil tertawa-tawa kegirangan. Refleks aku memalingkan wajah dan bersiap
berlari. Ah tapi sial sekali, inilah akibatnya kalau jadi orang kurang waspada.
Cowok itu terus menghadang jalanku kemanapun aku melangkah. Kebayang kan
bagaimana paniknya aku. Dicegat sama cowok gila lengkap dengan burung
besarnya ! oh tidak ! tolong, toloooong …!
Sambil menutup muka, aku berusaha
berlari, tapi tidak bisa karena kesana -kemari langkahku dicegat sama
cowok sarap itu. Saat aku berteriak-teriak ketakutan begitu, tiba-tiba
tanganku disambar oleh seseorang yang langsung menyeretku dan membawaku kabur
berlari sekencang-kencangnya. Alhamdulillah, selalu ada malaikat penolong di
saat-saat genting seperti itu. Malaikat itu adalah kakak kelasku yang kebetulan
sama-sama telat masuk kuliah.
Mendadak Tidak Perawan !
Sesampainya di kelas, ternyata Dosen
tidak hadir. Kulihat para mahasiswa bergerombol ngobrol-ngobrol di dalam kelas.
Melihat saya, Mita dan Fitri datang berlari dengan nafas hampir putus,
bukannya mengasihani, mereka malah ramai mentertawakan kami.
” Mit, lu ngeliat cowok itu ya ? “,
tanya salah satu temanku yang ada di kelas.
” Enggak, gua langsung kabur ..”
” Elu lihat nggak, Fit ? “
” Gua juga enggak, kan gua langsung
kabur sama si Mita .. “
” Wah, kalau gitu elu ya Ann yang
ngeliat tuh cowok ? “
” Apaan sih, enggak kok, aku
nggak lihat ..”
“. Ah yang beneer … ? “
” Swear, aku nggak lihat kok, cuma
ngeliat dikiiit, itu juga cuma ujungnya doang “
*** bhuahahahaaa …!!! ***
” Ujung apaan, Ann ??! “
** Nggak menjawab, kulit muka terasa
hangat. Pasti merah padam **
” Ann, udah nggak perawan lu !
udah ngeliat yang gituan berarti elu udah nggak perawan lagi, tauu ..! “
” Hah ? udah nggak perawan ? tapi
aku kan nggak diapa-apain ?? “
” Nggak bisa Ann, udah lihat barang
cowok, berarti lu udah gak perawan lagi “
*** nggak percaya tapi tetep aja
jadi lemes ..***
Lagi terbengong-bengong diledekin
nggak perawan gitu, tiba-tiba seseorang berlari menerobos pintu masuk dan
langsung menggelosor dilantai dengan nafas tersengal-sengal dan lidah terjulur.
Wah, itu kan si Linda ! pasti dia habis dihadang juga sama cowok
eksebisionis itu !
” Mampus gua. Dasar cowok sableng !
siapa sih dia ? gokil banget ! “
*** bhuahahahaaa …!!! ***
” Elu lihat cowok itu ya, Lin ?? “
” Ya iyalah ! kok lu pada tau sih ?
Sialan lu pada nggak ngasih tau gua, kalo disana ada orang gila “
*** bhuahahahaaa …!!! ***
” Udah nggak perawan lu, Lin ! “
” Hah ??! apaan ? enak aja … “
” Pokoknya elu sama si Anni udah
nggak perawan lagi …! “
Begitulah kejadiannya. Sepanjang
pagi dan siang itu, habislah saya dan Linda diledekin nggak perawan lagi sama
teman-teman yang gokil-gokil itu. He he …
Sang Cowok Eksebisionis itu …
Saya tidak tahu siapa pemuda malang
yang memiliki kelainan seksual itu. Kata orang dia adalah anak orang kaya, yang
dropout dari Institut Teknologi cap gajah yang kampusnya berdekatan dengan
kampus kami. Kalau penyakitnya sedang kambuh, dia sering memacu Jimny merahnya
dan mencari mangsa gadis-gadis mahasiswi yang tidak beruntung yang berpapasan
jalan dengannya. Dengan memperlihatkan alat vitalnya di depan gadis-gadis itu,
dan melihat reaksi panik ketakutan mereka, si pemuda mendapatkan kepuasan
seksual. Memang hanya sebatas itu perbuatannya, tak pernah mengganggu secara
fisik, namun bagi kami gadis yang baik-baik, itu adalah sebuah kekurang
ajaran dan pelecehan di luar batas yang sulit dimaafkan.
Semenjak kejadian itu, kami tak
berani lagi melewati jalan Imam Bonjol kecuali siang hari dan ada teman-teman
cowok bersama kami. Hingga kini, jika kebetulan ke Bandung dan melewati jalan itu, saya masih suka
senyum-senyum sendiri, teringat kejadian konyol puluhan tahun lalu saat saya
masih berstatus gadis remaja. Suamiku sudah tahu, mengapa aku selalu tersenyum-senyum
seperti itu. Sudah aku ceritakan soalnya, he he …
Semoga kejadian seperti ini tak
terulang lagi pada siapapun juga. Semoga anak-anak gadis kita dapat bersikap
lebih waspada dalam lingkungan yang baru, tidak bersikap sok tahu, dapat
berpikir dan bereaksi cepat dalam segala situasi agar terhindar dari bahaya.
Jangan sampai ada yang mengalami kejadian seperti yang saya alami.
Berkesan sih berkesan, tapi lumayan serem ! beneran deh.
Salam sayang,
Anni
ps : eh ada yang lupa, nama
teman-temanku itu semua nama samaran lho .. :)