Menulis itu media katarsisku ...
Blog Pribadi Puji Nurani :
Sketsa sederhana tentang hidup yang sederhana ...
Menulis itu Media Katarsisku ....
Aku sangat suka .. sangat suka menulis .....
Aku tak memerlukan waktu khusus untuk menulis ..
Tak perlu menyepi untuk mendapatkan ilham ........
Atau menunggu dengan harap cemas pujian dari orang lain
agar tak jera menulis ......
Ketika aku ingin menulis, aku akan menulis tanpa henti...
tanpa merasa lelah ...
tanpa merasa lapar ...
Namun jika aku tidak menulis,
maka itu artinya aku memang sedang tidak mau menulis...
Kala kumenulis,
Aku alirkan pikiranku melalui ketukan keyboard
ke dalam layar dunia virtual aku berkontemplasi ....
Aku tumpahkan perasaanku ke dalamnya ....
yang sebagiannya adalah jiwaku sendiri ....
Lalu ... aku menemukan duniaku yang indah ...
duniaku yang lugu dan apa adanya ......
duniaku yang sederhana .........
yang aku tak perlu malu berada di dalamnya .....
Karena aku adalah kesederhanaan itu sendiri .....
Aku suka dengan cara Allah menciptakanku ...
alhamdulillah .......
Monday, October 28, 2013
Setidak Perkasa Itukah Laki-laki Indonesia?
Sudah Tua Pakai Bahasa Gaul? Apa kata Duniaa ..
Seharusnya semua orang sudah mengerti, bahwa berita yang berkaitan dengan pendidikan adalah berita resmi, termasuk meminta izin kepada pihak sekolah jika anak kita tidak dapat masuk sekolah karena sakit atau izin untuk suatu keperluan. Termasuk jika kita bermaksud meminta informasi dari pihak sekolah tentang program pengayaan menghadapi UN, seleksi masuk ke jenjang sekolah yang lebih tinggi, atau program sekolah menghadapi SBMPTN, umpamanya, semuanya harus disampaikan secara resmi dalam bahasa Indonesia. Kalaupun tidak dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, setidaknya gunakanlah bahasa Indonesia sewajarnya, tidak dengan bahasa gaul semacam itu.
Sesuai dengan namanya, bahasa gaul hanya lazim digunakan untuk pergaulan sosial, yang situasinya santai dan jauh dari formalitas. Biasanya pula, bahasa gaul ini hanya digunakan dikalangan yang betul-betul dekat dengan kita, semisal dengan keluarga, teman, sahabat, atau dengan siapapun yang kita anggap sebaya dan tak ada lagi rasa canggung. Meski kadang hal itupun tidak berlaku mutlak.
Sudah Banyak Hutang, Galak Pula !
( I have loved you for ) a Thousand Years by : Christina Perri
Colors and promises
How to be brave
How can I love when I'm afraid
To fall
But watching you stand alone
All of my doubt
Suddenly goes away somehow
I have died every day
waiting for you
Darlin' don't be afraid
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more
Time stands still
beauty in all she is
I will be brave
I will not let anything
Take away
What's standing in front of me
Every breath,
Every hour has come to this
I have died every day
Waiting for you
Darlin' don't be afraid
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more
I would find you
Time has brought
Your heart to me
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more
One step closer
Waiting for you
Darlin' don't be afraid,
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more
I would find you
Time has brought
Your heart to me
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more
Tuesday, October 22, 2013
Kenangan Wukuf: Jamaah Haji Indonesia Sungguh Kreatif!
Salah satu tradisi menyambut hari raya Iedul Fitri dan Iedul Adha di Tanah Air adalah dikumandangkannya takbiran dengan lantunan nada dan irama yang khas.
Anni
Berkah Badan Besar : Kuat Berdesakan Saat Tawaf
Trend Komedi Indonesia : Lempar - Jejalkan Tepung !
Acara yang tadinya hanya berupa aksi komedi slapstick biasa ( memangnya bisa menghilangkan slapstick dari dunia komedi di Indonesia ? lha wong komedian tersohor sekelas Rowan “Mr Bean” Atkinson saja melakukan slapstick kok ! ), berubah menjadi acara yang menurut saya kasar dan tidak sopan. Soal aksi mendorong lawan main sampai jatuh terjengkang, asal itu sekedar akting, masih bolehlah. Namun kalau sudah mendorong secara sengaja dan diluar skenario hingga lawan main terbanting tanpa dapat mengantisipasi sebelumnya, dan si korban menunjukkan mimik terkejut serta kesakitan, ini sudah tidak dapat diterima lagi. Adegan itu jadi tampak tidak sopan dan kasar di mata penonton. Sudah tidak lucu lagi. Meskipun di layar kaca terpampang tulisan ” semua properti terbuat dari bahan yang lunak dan tidak berbahaya “, atau kalimat sejenis itu, tetap saja pemandangan yang gamblang di depan mata adalah sebuah aksi yang kasar dan seenaknya sendiri.