Saya sudah
sampai dalam tahap gerah, dan lelah jiwa melihat spanduk-spanduk iklan
obat kuat yang dipasang berjejeran dengan bebas merdeka di pinggir –
pinggir jalan. Kemanapun kaki melangkah, selalu saja pandangan mata ini
terbentur pada spanduk iklan yang didesain dengan warna norak,
mencolok, dihiasi kata-kata promosi yang bombastis namun sangat
diragukan kebenarannya. Spanduk iklan yang saya maksud adalah iklan obat
kuat dan penambah keperkasaan laki-laki.
Kalau
kebetulan saya mudik ke Bandung, tak terhitung banyaknya iklan-iklan
yang menghiasi atau lebih tepatnya membuat rusak pemandangan yang
seharusnya indah di sepanjang ruas jalan Sukabumi – Cianjur – Bandung.
Spanduk-spanduk iklan itu, nyaris setali tiga uang dengan
spanduk-spanduk dan baliho yang memampangkan foto kampanye para caleg
dan calon kepala daerah. Saling bersaing dalam berebut tempat
strategis, bersaing dalam ukuran, dan bersaing merebut perhatian para
pengguna jalan, dengan hasil yang sama : bikin mulas dan mual perut
siapa saja yang memandangnya.
Simaklah salah
satu bunyi iklan obat kuat yang spanduknya dipasang segede gaban pas di
depan pasar : “ Menumbuhkan bulu dengan cepat, menambah keperkasaan
dan kepercayaan diri kaum pria, membuat istri bahagia, dan giat bekerja
“. Nah, ajaib bukan ? apa coba hubungannya antar lebatnya bulu, dengan
keperkasaan laki-laki, dengan kebahagiaan istri, dan rajin bekerja ?
siapa bilang laki-laki yang lebih berbulu berarti lebih perkasa ? lalu
apa hubungan antara bulu dengan kebahagiaan istri dan rajin bekerja ?
siapa yang dimaksud rajin bekerja dalam spanduk ini ? suami, atau istri ?
nggak jelas kan ?.
Mitos Menyesatkan tentang Kekuatan Seksual Laki-laki
Membaca
iklan-iklan yang terpampang di depan mata itu, kesan pertama yang timbul
adalah, memangnya laki-laki di Indonesia ini nggak ada kerjaan yang
lebih penting dan nggak bisa focus kepada hal lain selain urusan
ranjang ya ?. Bagi laki-laki urusan ranjang memang penting, tapi bukan
yang sangat utama. Urusan keperkasaan, urusan seksual, itu sudah banyak
sekali dibahas, dan hampir seratus persen gangguan seksual laki- laki
lebih banyak disebabkan faktor psikologis. Artinya, penyembuhan yang
dibutuhkan bagi para pria penderita gangguan seksual adalah terapi
kejiwaan, bukannya diobati dengan segala kuku Beruang, tangkur Buaya,
telur Penyu, hati orang utan, empedu kobra, dll yang hanya mempercepat
kepunahan spesies hewan langka dari habitatnya, sementara belum tentu
juga membuat laki-laki jadi tambah perkasa.
Masih menyimak
dan merenungkan (dengan terpaksa) bunyi iklan-iklan itu, saya jadi
berpikir, masyarakat kita tampaknya masih tpercaya begitu saja, bahwa
laki-laki yang perkasa di ranjang adalah laki-laki dengan ciri badan
tinggi tegap, berbulu di sekujur tubuhnya ( kok saya jadi teringat
Kingkong yaa … ), dan memiliki alat vital panjang besar dan kekar
seperti kemaluan kuda Sumbawa. Kata orang ciri seperti itu hebat. Tapi
kalau kata aku sih biasa aja. Semua kelebihan itu konon dimiliki para
pria yang berasal dari wilayah- wilayah Asia Barat, Asia Selatan,
dan Timur Tengah. Apakah benar seperti itu, saya belum pernah melihat
langsung dan belum pernah juga membaca penelitian ilmiah yang
membuktikan keabsahan hal tersebut.
Tapi pakai akal
sehat saja, kalau memang laki-laki perkasa itu harus berciri seperti
yang disebutkan tadi, lantas bagaimana kita harus menjawab pertanyaan,
bahwa laki-laki seperti pelawak Daus Mini yang berukuran tubuh (maaf)
jauh dibawah ukuran tubuh laki-laki lainnyapun, dapat memiliki seorang
bayi yang sehat ? bukankah itu berarti Daus pun dapat melakukan hak dan
kewajibannya sebagai seorang laki-laki dan seorang suami ?. Nah, kalau
Daus yang berukuran mini saja dapat berfungsi sebagai laki-laki normal
dan menghasilkan keturunan, bagaimana pula dengan laki-laki lainnya yang
dikaruniai tubuh yang normal dan sehat ? tentu akan sama perkasanya.
Kan begitu logikanya.
Kasihan
masyarakat kita yang dari waktu ke waktu selalu dijejali mitos-mitos
yang tidak bertanggung jawab tentang kekuatan seksual , sementara
pendidikan masyarakat kita masih banyak yang kurang. Akibatnya mereka
tidak dapat mengcounter semua informasi yang mereka dapatkan, alias
hanya dapat menelan mentah-mentah saja apa kata orang. Disuruh
begini-begitu asal ada uang ya menurut saja, tanpa mengetahui dengan
pasti apakah pengobatan yang dijalaninya itu aman ataukah tidak
bagikesehatannya.
Pikirkan akibatnya jika iklan-iklan itu dibaca oleh anak-anak
Anak-anak jaman
sekarang jelas jauh lebih cerdas dan kritis dari generasi
Ayah-Bundanya. Jika dahulu misalnya kita tak berani terlalu banyak
bertanya tentang segala sesuatu apalagi hal-hal yang sifatnya sensitif
semisal urusan hubungan seksual, maka jangan berharap anak-anak jaman
sekarang akan bersedia menutup mulut menghadapi rasa kepenasarannya.
Keponakan saya yang baru duduk di kelas 4 SD dengan suara kerasa dan
nyaring membaca kalimat-kalimat promosi yang terpampang di pinggir
jalan, saat mobil yang kami kendarai terjebak macet. “
MENGOBATI LEMAH SYAHWAT !! MENAMBAH KEPERKASAAN PRIA !! ,
MENAMBAH KEBAHAGIAAN PASANGAN SUAMI – ISTRI !! MENUMBUHKAN
BULU, KUMIS, DAN RAMBUT DENGAN CEPAT !! … dst … “
Sampai panas
wajah dan kuping kami mendengarnya. Setelah itu, habislah ibunya
diberondong pertanyaan tentang hal-hal yang memang sulit dijelaskan
kepada anak seumuran itu. Memberikan sex education memang mudah. Tapi
menjelaskan tentang lemah syahwat ? menambah keperkasaan, bagaimana
caranya ?
Namanya juga
anak-anak. Cara berpikir mereka masih polos dan lugas. Kalau ingin kuat
minum saja obat yang ada di spanduk itu. Artinya kalau pingin menang
berantem melawan geng yang sering membully nya, dia harus minum obat
itu. Paling itu yang ada di pikiran anak-anak. Beruntung keponakan saya
selalu didampingi ibunya yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga full,
sehingga siap ditanyai dan menjawab pertanyaan apapun selama 24 jam.
Namun bagaimana nasib anak-anak lainnya, yang Ayah –Ibu nya sibuk entah
dimana ? akan bertanya pada siapa ? suster dan PRT belum tentu mau dan
bisa menjawab pertanyaan – pertanyaan musykil seperti itu. Kepada ibu
guru ? belum tentu ibu guru jaman sekarang akan setelaten ibu di rumah,
mengingat jumlah muridnya yang segambreng. Jangan salahkan jika akhirnya
bocah-bocah cilik ini berlari kepada temannya, yang tidak menutup
kemungkinan temannya itu akan menuntun kepada situs porno. Kalau sudah
begini, habis sudah anak-anak kita. Jadi wajar kalau makin hari makin
marak saja berita tentang kasus pemerkosaan yang dilakukan anak-anak
dibawah umur. Saya tidak mengatakan bahwa kasus pemerkosaan disebabkan
iklan-iklan obat kuat itu, saya hanya mengatakan bahwa, jika kita tidak
berhati-hati eksesnya bisa saja sampai sejauh itu, bukan ?
Pemerintah harus mendukung dengan jalan membina dan memfasilitasi, lalu menertibkan
Kalau saya
perhatikan, iklan-iklan tersebut menawarkan cara pengobatan berikut
obat-obatan alternatif. Itu artinya semua produk itu ditujukan untuk
menyembuhkan atau mencegah berbagai penyakit atau gangguan, dengan cara
pengobatan yang belum digunakan oleh kalangan medis atau oleh dunia
kedokteran. Boleh dibilang sebagian besar cara pengobatan alternatif
itu berasal dari berbagai daerah di seluruh pelosok di tanah air, juga
dari luar negeri seperti Cina, India, Korea, Yaman, Arab, Mesir, dll.
Cara pengobatan tersebut dipandang sebagai sesuatu yang baru, menawarkan
pengobatan tanpa rasa sakit, tanpa operasi, dan lebih alami, tanpa
melibatkan bahan-bahan kimia seperti yang lazim digunakan oleh dunia
kedokteran moderen. Beberapa cara pengobatan alternatif karena terbukti
manjur untuk mengobati penyakit atau mengatasi gangguan, kemudian
digunakan pula oleh kalangan medis, semisal pengobatan akupuntur.
Harus diakui
bahwa beberapa pengobatan alternatif memang terbukti aman dan dapat
menyembuhkan beberapa penyakit. Obat-obatan tradisional asli Indonesia
sejak dulu memang sudah diakui kemanjurannya. Saya sendiripun sudah
merasakan betapa nyamannya tubuh saya setelah menjalani pijat refleksi
dengan alat yang terbuat dari kayu dan dibentuk seperti bidak catur,
juga rutin mengkonsumsi suplemen herbal asli Jawa untuk kebugaran
tubuh. Saya juga melihat beberapa teman yang sembuh dari sakit punggung
dan sakit kepala hebat setelah beberapa kali menjalani pengobatan
dengan cara bekam dan meminum ramu- ramuan herbal. Ibu saya punya hobi
terapi dengan cara kedua kakinya digigiti ikan kecil-kecil, dan mengaku
merasa nyaman sesudahnya.
Kalau memang ada
cara-cara pengobatan alternatif yang aman dan efektif untuk mengobati
berbagai penyakit, dan itu berasal dari khasanah budaya Nusantara, maka
sudah sewajarnya jika pemerintah mendukung para pelaku bisnis
pengobatan alternatif tradisional tersebut secara komprehensif, seperti
yang telah lebih dahulu dilakukan terhadap pengusaha jamu Jago, Air
Mancur, Sidomuncul, dll, sehingga produk jamu yang asli Indonesia
tersebut berhasil merambah pasaran luar negeri.
Dukungan yang
dimaksud dapat berupa bantuan penelitian klinis tentang keamanan
bahan-bahan obat yang digunakan, agar aman bagi manusia dan lingkungan.
Kemudian dukungan berupa pembinaan dan pelatihan manajemen, agar
pengobatan aternatif dapat lebih tampil modern dan tidak terkesan
murahan (meski ada beberapa pengobatan alternatif yang biaya
pengobatannya berkali lipat dari pengobatan di Rumah Sakit ), atau bisa
juga bantuan berupa kemudahan pemberian pinjaman modal, atau fasilitas
promosi, sehingga para pelaku bisnis ini dapat memperkenalkan produknya
dengan efektif, tepat sasaran, serta menumbuhkan kepercayaan pada
masyarakat, dan masih banyak lagi dukungan yang dapat dilakukan oleh
pemerintah sebab tidak tertutup kemungkinan perputaran bisnis ini
melibatkan omzet milyaran rupiah.
Akan sangat elok
jika pemerintah mendahulukan pengusaha Indonesia yang memproduksi
obat-obatan tradisonal asli Indonesia dan mempraktekkan pengobatan yang
juga asli Indonesia. Jangan sampai karena faktor permodalan, pengusaha
obat-obtana dan pengobatan tradisional Indonesia terdesak oleh pengusaha
yang menjual produk asing. Sebab bukankah semua obat-obatan dan
pengobatan tradisional tersebut adalah bagian dari budaya luhur bangsa
kita yang harus dilestarikan dan diperkenalkan kepada masyarakat luas ? .
Sangat disayangkan jika karena kelalaian pemerintah dan ketidak
percayaan masyarakat, membuat kekayaan budaya bangsa itu diklaim oleh
negeri jiran.
Jika semua upaya
telah dilakukan, maka barulah dilakukan upaya penertiban terhadap
pengobatan-pengobatan alternatif yang masih ilegal, termasuk menertibkan
spanduk promosi yang sangat mengganggu keindahan pemandangan kota.
Jangan lupa untuk selalu mendahulukan kepentingan rakyat banyak.
Mendahulukan kenyamanan, keselamatan, dan keamanan rakyat terutama
anak-anak yang masih dibawah umur, adalah tugas pemerintah yang utama.
Jika tugas utama itu tidak dipenuhi, maka boleh dibilang pemerintah kita
sudah gagal dalam menjalankan kekuasaannya. Jangan dikira hanya masalah
politik saja yang dapat membuat negeri ini dapat tetap berjalan.
Kepercayaan dan kesejahteraan rakyat, itu yang paling penting !
Salam sayang,
anni
saya juga suka bingung tuh, katanya Indonesia sdh merdeka 68 taun dan sudah kuat, eh ternyata masih lemah juga. Buktinya tuh yg jualan obat kuat ada dimana-mana dihampir setiap jalan...
ReplyDeletekang Adang ...
Deleteah itu sih cuma para prianya aja yang lemah. Perempuannya sih kuat ! hehee .. :D :D
Pan perempuannya juga yang sering menuntut agar para prianya selalu kuat hehehe...
ReplyDelete