Boneka
Barbie : Imaji tubuh molek yang berbahaya
Boneka
Barbie. Siapa yang tak kenal dengan boneka molek ini.
Sejak diluncurkan oleh perusahaan mainan Mattel - USA pada 1959, hingga kini
boneka berimaji gadis cantik bertubuh tinggi semampai dengan rambut
panjang sepinggang itu belum tergeserkan dari daftar teratas mainan kesayangan
anak -anak perempuan bahkan perempuan dewasa di seluruh dunia. Jutaan rupiah
rela dikeluarkan demi membeli Barbie edisi terbaru lengkap dengan segala
aksesori dan pernak -perniknya .
Namun
siapa nyana dibalik kesuksesan bisnis boneka Barbie itu ternyata tersimpan
kisah miris yang menimpa ribuan gadis remaja yang terobsesi oleh bentuk tubuh
dan penampilan boneka cantik kekasih Ken ini. Bentuk tubuh boneka Barbie yang
langsing lempai dan begitu sempurna, berhasil menyihir para penggemarnya,
sehingga mereka tak segan melakukan segala cara demi dapat menyamai bentuk
tubuh sang boneka idola.
Sejak
1960- an tercatat ribuan gadis remaja menderita penyakit “ Barbie Syndrome “
dan harus menemui ajalnya akibat diet yang dilakukan secara ekstrem dan
serampangan demi mengejar bentuk tubuh semirip Barbie.
Bentuk tubuh Barbie memang sangat molek dan seksi. Namun benarkahdi alam nyata
bentuk tubuh seperti itu mencerminkan tingkat kesehatan yang baik ?
banyak pakar kesehatan berpendapat sebaliknya. Jka seseorang memiliki bentuk
badan seperti Barbie, maka dapat dipastikan ia memiliki pola makan atau
kebiasaan hidup yang buruk, karena postur tubuh seperti itu dinilai
terlampau kurus dan dapat mengancam kesehatan.
Demi
Seperti Barbie : Anorexia dan Bulimia Nervosa
Adalah
mendiang putria Diana Spencer yang karena kesedihan hatinya sebab suami
tercinta lebih memilih kembali ke pelukan cinta pertamanya yakni Camilla
Parker, sempat terperosok ke dalam lembah penderitaan yang
berkepanjangan. Menolak makan dan memuntahkan kembali semua makanan yang sudah
ditelannya. Sebuah penyakit psikosomatik yang pada umumnya bermula dari
kesengajaan. Sengaja tidak makan, sengaja memuntahkan makanan yang sudah
ditelan, sengaja membuat dirinya lapar. Sebuah perilaku berbahaya yang
tak jarang membawa penderitanya pada kematian. Beruntung nyawa sang putri
berjuluk England Rose ini berhasil diselamatkan. Setelah melalui terapi yang
cukup panjang, akhirnya Putri Diana dapat kembali hidup normal sebagaimana
sedia kala.
Putri
Diana tak sendiri menderita Anoreksia dan Bulimia Nervosa. Sebuah studi
Kementrian Kesehatan di Italia mencatat tak kurang dari 3 juta
orang di Italia menderita penyakit Bulimia Nervosa, dan 7 ribu hingga 8 ribu
orang meninggal dunia setiap tahun (kompas.com). Ini baru di Italia, belum di negara
lain. Tidak menutup kemungkinan negara kita yang sudah memasuki era globalisasi
inipun sudah terimbas penyakit gaya hidup ini. Seandainya di negeri kita
memang benar terdapat anak-anak gadis yang menderita penyakit tersebut,
maka jumlah penderita Bulimia anoreksia Nervosa di seluruh dunia
tentu mencapai angka yang sangat fantasis. Fantastis namun menyedihkan tentu
saja. Bagaimana tidak, betapa jutaan orang yang sebagian besar adalah gadis
remaja harus meregang nyawa dengan sia-sia, demi mendapatkan bentuk tubuh
sesempurna Barbie. Dunia apa ini.
Bisnis
Fashion yang keras
Masih
segar di ingatan pada 2006 silam seorang model belia asal Brasil, Ana
Carolina Reston harus meregang nyawa di usia 21 tahun akibat anoreksia.
Semasa hidupnya, makanan yang dikonsumsinya hanyalah sebutir apel atau tomat
saja, tidak ada yang lain. Ana yang bekerja untuk perancang ternama dunia,
Giorgio Armani memiliki tinggi badan 170 cm namun beratnya cuma 38 kilogram
saat meninggal. Perempuan muda itu merupakan model kedua yang tewas tahun
itu karena membiarkan dirinya kelaparan. Tragedi ini menimbulkan kembali
perdebatan mengenai pemakaian para model yang bertubuh terlalu kurus oleh
industri fashion.
Sebelum
maut menjemput, Ana dirawat selama tiga pekan di rumah sakit Sao Paulo, Brasil
karena menderita gagal ginjal. Kematian gadis itu terjadi menyusul larangan
pemakaian model terlalu kurus dalam acara Madrid Fashion Week di Spanyol .
Larangan ini dikeluarkan setelah kematian Luisel Ramos, seorang model berusia
22 tahun. Perempuan itu tewas dalam sebuah show di Uruguay pada tahun yang sama
akibat serangan jantung. Sebelum ajal, selama berminggu-minggu dia cuma makan
selada dan minuman diet. (cutemouse.com)
Diet
itu bertujuan sehat, bukan mati
Jelaslah
disini bahwa diet yang dilakukan secara ekstrem, yang tidak mengindahkan
rambu-rambu kesehatan, alih-alih membawa manfaat malah akan membawa mudarat
alias celaka. Hidup itu tidak cukup dijalankan dengan perasaan atau fantasi
saja, namun juga harus menggunakan logika. Sangatlah tidak logis
jika untuk melakukan aktifitas sehari-hari seseorang hanya mengkonsumsi satu
butir tomat atau satu butir apel saja seharian. Dari mana dia akan mendapatkan
energi untuk melakukan semua pekerjaannya kalau begitu ?
Seseorang
yag memiliki fantasi tentang bentuk tubuh Barbie, mungkin saja akan merasa
bahwa dia cukup kenyang dengan satu butir apel saja sehari. Namun apakah dia
sudah menanyakan pada logikanya ? apakah satu butir apel atau tomat itu
mencukupi kebutuhan tubuhnya ? apakah sudah baik bagi kesehatannya ? hal logis
inilah yang tampaknya luput dari perhatian ribuan gadis yang hanya pandai
bermimpi itu.
Anak-anak
gadis kita harus diberi pengertian bahwa yang lebih utama dari segala bentuk
tubuh yang molek adalah kesehatan. Sama sekali tak ada gunanya memiliki tubuh
seindah Barbie namun berarti mati. Akan lebih cantik jika seorang gadis
memiliki kesehatan yang prima, yang dengan itu dia dapat melakukan segalanya
dengan maksimal. Dapat berolah raga apa saja sehingga memiliki bentuk tubuh
langsing, padat dan seksi, lebih seksi dari Barbie. Dapat belajar dan
bekerja dengan penuh semangat, dapat menjalin persahabatan dengan penuh
kebahagiaan dan cinta, dapat melakukan apapun dengan penuh gairah dan
kesuksesan.
Diet
itu sesuatu yang baik jika dilakukan dengan baik. Diet itu bertujuan mencapai
kesehatan, bukan untuk mencapai kekurusan. Oleh karenanya diet sangat
dianjurkan oleh para pakar kesehatan bagi siapa saja yang memiliki masalah
dengan berat badan atau dengan penyakit tertentu. Diet juga sejalan dengan
ajaran agama. Dalam agama Islam yang saya yakini, banyak sekali ajaran yang
jika diterjemahkan secara ilmu kesehatan, bermakna sangat gamblang, yaitu diet
untuk kesehatan. Semisal puasa, makan sebelum lapar, berhenti makan sebelum
kenyang, puasa selang seling sehari (shaum Daud), makan hanya menggunakan 3
jari (agar suapnya tidak terlalu besar), dll, yang jika dilaksanakan, kita akan
mendapatkan manfaat ganda yakni: kesehatan dan pahala. Saya rasa dalam ajaran
agama lainpun terdapat ajaran tentang diet ini (cmiiw).
Jadi
teman-teman, berdietlah dengan baik dan benar. Yuk ah barengan sama saya :)
Salam
sayang,
anni
No comments:
Post a Comment