Dunia ini kadang aneh, sulit dimengerti. Namun justru dengan
keanehannya itu, hidup jadi lebih beragam, beraneka rasa dan semakin indah
untuk dinikmati. Contoh keanehan yang sering kita lihat adalah fenomena
pasangan yang level wajahnya tidak seimbang. Begini maksud saya :
Kalau kita melihat ada pasangan yang wajahnya sama-sama
cakep, laki-lakinya ganteng dan perempuannya cantik, maka yang terlintas di
hati kita adalah perasaan kagum dan senang melihat keindahan itu, lalu terucap
komentar, ” Pasangan ini sungguh serasi”. Tapi pemandangan seperti itu sudah
biasa, tidak aneh lagi. Sudah jamaklah . Yang aneh itu kalau Laki-lakinya sama
sekali tidak ganteng sementara perempuannya sangat cantik. Atau sebaliknya,
laki-lakinya ganteng sementara ceweknya lumayan jelek. Nah ini baru
mengherankan. Dari analisis yang saya lakukan sambil lalu berdasarkan
pengamatan yang juga sangat iseng, saya menyimpulkan ada beberapa penyebab
terjadinya fenomena unik ini.
1. Cinta itu buta. Percayalah
Hari gini masih ngomongin blinded love. Terdengar klise ya
tapi begitulah kenyataannya. Banyak pasangan kekasih yang level
wajahnya tidak seimbang, lalu menikah dan menjadi pasangan yang bahagia. Mereka
saling mencintai dengan tulus tanpa ada motif apapun dibalik itu. Asli
berdasarkan cinta tidak ada yang lain. Saya yakin untuk kasus seperti ini, pihak yang punya wajah
kurang beruntung, baik laki-laki atau perempuan, biasanya memiliki kepribadian
yang memesona. Semisal baik hati, lembut, penuh perhatian, hangat, dapat
diandalkan, dll, yang membuat pasangannya yang berwajah cakep jadi merasa
nyaman, merasa dicintai dan berbahagia ketika berada disisinya.
Orang yang sirik pasti akan bilang, ” Ya iyalah baik hati
dan tidak sombong. Lha wong jelek gitu. Lagian dia pasti banyak duitnya makanya
ceweknya cakep banget. Coba kalau udah jelek, songong, tongpes, bau lagi !
siapa yang mau ? ” . Pernyataan itu mungkin ada benarnya. Tapi kadang bukan itu
alasannya. Banyak kok orang ganteng di dunia ini yang baik hati dan banyak
duitnya, tapi tetap menjomblo alias sulit mendapatkan pendamping hidup. Cinta
itu sering tak ada alasannya. I love you, and that’s all. Makanya tidak peduli
jelek, kalau sudah cinta dan cocok, terserah apa kata dunia. Toh soal
kebahagiaan bukan orang lain yang mengukurnya.
2. Ada gula ada semut. Ada duit ada cewek imut.
Nah ini baru pembicaraan soal alasan duniawi. Terlalu mudah
ditebak alasan seorang perempuan cantik jelita yang mau menikahi atau sekedar
menjadi gula-gula pemanis bagi laki-laki buruk rupa yang kaya raya. Contohnya
ya itu, para model cantik jelita bak bidadari yang silih berganti menghangatkan
hari-hari pemain sepak bola berkulit hitam yang sekarang merumput di klub
AC Milan itu. Bukan bermaksud rasis, secara saya sendiripun termasuk
orang kulit berwarna. Tapi pesepak bola itu, si MB yang berkebangsaan Italia
itu, dilihat dari angle manapun, lumayan sukar disebut ganteng. Sudah
begitu kelakuannya error pula. Brutal, banyak tingkah dan pemarah. Sifat
playboy nya juga nggak ketulungan. Tapi jangan ditanya soal duitnya. Doi kaya
raya banget ! . Jadi meskipun mungkin saja ini adalah tuduhan sumir,
rasanya mudah ditebak motif cewek-cewek cantik imut yang mengerubuti pemain
sepak bola berjuluk ” Super…” ini.
Sebetulnya agak sungkan saya menyebutkan contoh yang
agak-agak serupa tapi tak sama yang ada di Indonesia. Tapi tidak lengkap
rasanya kalau saya tidak menyebutkannya. Hmm … Itu lho, si Andika Kangen Band
yang punya potongan rambut poni bagaikan gorden itu. Atau kalau ingin contoh yang
lain sebutlah pelawak Kiwil. Mereka itu disepakati publik sebagai selebritis
pemilik wajah tidak ganteng yang punya reputasi piawai dalam menggaet
perempuan-perempuan cantik nan molek. Suatu keahlian yang bahkan kadang sulit
dimiliki para cowok ganteng. Bikin iri saja. Makanya banyak reporter
acara infotainment yang suka usil menyebut motif para perempuan tersebut adalah
semata-mata uang. Padahal kan belum tentu seperti itu.
3. Motif Memperbaiki Keturunan vs hukum Hereditas dari Prof.
Mendell
Orang-orang berwajah dibawah pas-pasan namun memiliki modal
yang mencukupi baik berupa harta maupun kepribadian, tentu mempunya cita-cita
mulia untuk memiliki keturunan yang lebih baik daripada dirinya, minimal dari
segi penampakan wajahnya. Jangan sampai wajah Bapak dan anaknya sama-sama
ancur. Nah, cara termudah yang dapat ditempuh adalah dengan menikahi perempuan
yang berwajah cantik. Harapannya semoga saja anak-anaknya kelak memiliki
wajah seindah ibundanya. Namun benarkah sesederhana itu yang akan terjadi nanti
?
Prof Joshua. T. Mendell, Phd, seorang pakar Biologi Molekular dari John Hopkins
University di Baltimore - USA sangat terkenal dengan teori yang
dikemukakannya yakni teori atau hukum Hereditas. Semua anak SMA terutama yang
mengambil jurusan IPA pasti mengenal materi teori Hereditas Mendell ini melalui
mata pelajaran Biologi.
Sederhananya, teori ini menjelaskan tentang prinsip
pewarisan sifat dari induk kepada anaknya (keturunannya). Jika misalnya kita
menyilangkan kembang Sepatu berwarna putih dengan kembang Sepatu berwarna
merah, maka kombinasi warna bunga yang kemungkinan akan dihasilkan oleh
keturunannya adalah : kembang Sepatu berwarna merah atau putih atau pink. Itu
dalam keadaan normal. Namun selalu ada penyimpangan di alam semesta ini. Belum
tentu warna yang dihasilkan sesuai dengan yang disebutkan dalam teorinya.
Kadang kembang yang dihasilkan malah berwarna Pink keunguan, Putih
berbelang-belang Merah, atau Merah bertotol-totol Putih. Nggak jelas gitu.
Semua itu sangat tergantung pada berbagai faktor penyebab semisal : induk
mana yang merupakan galur murni, gen mana yang dominan dan gen mana yang
resesif, dsb. Jadi wajar kalau sifat individu yang dihasilkan malah berbeda
sama sekali dengan sifat induknya.
Jika teori Hereditas dari Mendell itu dihubungkan dengan
cita-cita mulia para pemilik wajah non cakep yang menikahi cakepwan/ cakepwati
untuk mendapatkan keturunan yang rupawan, maka jangan kecewa jika hasilnya
justru sangat jauh dari yang dibayangkan semula.
Misteri pewarisan sifat seperti yang diungkapkan
Mendell semakin menampakkan keragamannya ketika diterapkan dalam keseharian.
Sebagai buktinya, sering kita lihat banyak orang yang berwajah tidak
cakep ketika menikah dengan perempuan cantik, justru menghasilkan anak yang
wajahnya copas wajah ayahnya. Artinya misi memperbaiki keturunan tidak
semulus perkiraannya. Atau sebaliknya, banyak juga kita lihat suami –istri yang
keduanya berwajah tidak cakep justru punya anak cakep-cakep. Juga pasangan
suami –istri yang wajahnya ganteng-cantik, malah punya keturunan yang wajahnya
sama sekali tidak cakep. Aneh kan.
Dalam kasus seperti itu jangan buru-buru menyimpulkan bahwa
ibunya pasti sudah berselingkuh dengan tetangga, makanya wajahnya jadi beda.
Tidak boleh begitu, jangan menuduh sembarangan, kata Nenek bisa kuwalat nanti.
Penjelasan sederhananya seperti ini : Sifat manusia itu diwariskan
melalui gen orang tuanya dari generasi ke generasi tanpa putus. Kadang gen
tersebut memunculkan penampakannya kadang juga tidak. Namun demikian gen
tersebut eksis dan menetap dalam darah keluarga tersebut secara terus menerus
dari generasi ke generasi, yang pada suatu saat nanti sifat ini
akan menunjukkan dirinya entah di turunan keberapa. Ini yang menyebabkan kadang
wajah anaknya beda jauh dengan wajah orang tuanya.
Bukan hanya wajah non cakep yang merupakan sifat dominan,
masih banyak lagi sifat genetis yang meski sudah melalui puluhan generasi tetap
saja muncul dalam diri individu anak cucu keturunannya. Sifat dominan ini
misalnya intelegensia rendah alias lola, penyakit buta warna, Hemofilia,
sifat -sifat ras Mongoloid (orang Chinese married sama bangsa apapun, anaknya
pasti kelihatan Chinese nya ), alergi terhadap protein tertentu
(cmiiw),penyakit asma, dan masih banyak lagi.
4. Hidup ini tidak sesederhana sistem persamaan linear
Memang tidak masalah mempunyai wajah tidak cakep, otak tidak
briliyan, atau punya penyakit buta warna. Bukankah kita terlahir tanpa dapat
memesan pada Pencipta kita, ingin dengan rupa apa kita dilahirkan ke dunia ini
? semua yang ada pada diri kita adalah pemberian Allah, yang sudah menjadi
keniscayaan alam. Kita hanya tinggal mensyukuri dan merawat saja dengan
sebaik-baiknya. Toh pada akhirnya semua kekurangan itu dapat ditutup dengan
kebaikan hati, dengan etika dan akhlak yang baik, atau dengan harta yang banyak
melalui kerja keras pantang menyerah.
Yang ingin saya katakan dalam tulisan ini adalah, jangan terlalu percaya diri
bahwa jika kita menikah dengan orang yang cakep, atau menikah dengan Profesor
yang jenius maka anak kita kelak akan cakep atau jenius. Belum tentu. Untuk
masalah ini kita benar-benar tak dapat menduganya. Soal akan seperti apa
keturunan kita kelak sungguh tak semudah menghitung sistem persamaan linear,
akan berapa bilangannya dalam langkah kesekian. Karena jangankan
kita, Profesor Mendell saja menyerah dengan komposisi dan rasio hasil
persilangan yang sering diluar dugaan
Ya tentu boleh-boleh saja mengharapkan sesuatu yang baik
dalam hidup ini, namun jangan pernah melupakan bahwa Allah Tuhan pencipta kita
itu memiliki kehendak Nya sendiri. Kita hanya dapat berdoa, semoga Allah
memberi kita keturunan yang jauh lebih baik. Jadi teman-teman, seperti
apapun wajah kita, cakep, sedang atau dibawah sedang, tetaplah berdoa yang
terbaik dan menyerahkan segalanya kepada Sang Pencipta. Bersikap terlalu
ambisius dan sok yakin kadang hanya mendatangkan kekecewaan saja. Selamat
berakhir pekan ya teman-teman, semoga kebahagiaan menghampiri kita di hari ini
dan hari-hari selanjutnya , aamiin
Salam sayang,
anni
No comments:
Post a Comment