Ini bukan
tentang kehebohan Pilkada di Jawa Barat kemarin. Bukan juga tentang pemilihan
Gubernur di DKI beberapa waktu lalu yang pemenangnya sudah kita ketahui
bersama, yakni orang yang namanya paling sering muncul di media massa. Bukan,
bukan tentang itu. Kalau tentang itu, berarti pemenangnya yang punya wajah
jelek dong ? Wah gawat …
Ini obrolan yang
ringan saja, karena aku lebih senang berbincang tentang hal-hal yang ringan dan
santai, berhubung masalah-masalah yang berat dan bikin pening kepala sudah
banyak dibahas oleh pakarnya. Aku ingin ngobrol tentang cinta. Cinta segi tiga
tepatnya. Bagi sementara orang, cinta segitiga mungkin bukan obrolan ringan
melainkan masalah yang sangat pelik. Namun pada akhirnya semua masalah berat
atau ringan, benar-benar tergantung pada orang yang menjalaninya. Mau dibuat
berat atau dibuat ringan ? Kalau memilih dibuat ringan, mari ikut aku :)
Kadang hidup ini
terasa aneh. Namun cinta lebih aneh lagi, jauh melebihi keanehan hidup itu
sendiri. Cinta itu seperti nyawa yang tak memiliki tubuh juga tanpa
logika. Dia bebas hinggap dimana saja semau-maunya sendiri. Ketika pada
satu waktu cinta hinggap di hati dua orang yang sedang terkena panah asmara,
dan hanya dua orang itu saja yang terkena sasarannya, sementara di hati
masing-masing orang itu tak ada cinta yang lain, maka biasanya tidak akan
timbul masalah. Justru itulah yang diharapkan. Artinya si dewa cupid kecil
benar-benar pas membidikkan anak panah asmaranya ke sasaran yang tepat.
Namun akan
berbeda ceritanya jika panah asmara ini mengenai sekaligus hati tiga
orang dalam satu waktu. Katakanlah dua orang laki-laki mencinta satu orang
perempuan, dan satu orang perempuan itu mencintai kedua laki-laki itu sama
beratnya, nah ini baru masalah. Apakah memang ada kejadian seperti itu ? Wah
ada, banyak malah. Ini salah satu contohnya :
Aku punya
keponakan yang wajahnya lumayan ganteng. Eh ganteng deng. Nah, pada suatu
hari keponakanku yang berusia 20 tahun dan masih berstatus sebagai mahasiswa
ini, kelihatan bermuram durja. Ya galau lah ..
Jujur aku paling
tidak nyaman kalau melihat ada orang yang wajahnya kecut seperti cuka apel
gitu. Pinginnya aku datangi saja orang itu, lalu bertanya ,” Hei, kenapa muka
kamu dilipat-lipat begitu ? ada masalah apa ? apakah ada masalah keuangan ? “
Dan sebagai
reaksinya, biasanya orang yang aku tegur itu akan tersenyum dan menceritakan
penyebab kesebalan hatinya kepadaku. Lalu lambat laun air mukanya akan
berubah menjadi ceria lagi, mungkin karena sebagian kekesalannya sudah
tercurahkan. Namun sebagai akibatnya aku yang akhirnya malah jadi bete
mendengar keluh kesah dia. Tapi nggak apa-apa sih, karena kalaupun lagi kesal
aku jarang cemberut kok, jadi nggak akan ada orang yang akan merasa kesal
melihat wajahku. Beneran.
Keponakanku itu
menceritakan, bahwa cewek gebetannya ditembak (halah ditembak… ) sama cowok
yang sama-sama duduk di satu jurusan, seangkatan lagi. Itu saja sudah membuat
hati keponakanku sebal bukan kepalang. Tapi lebih sebal lagi karena
ternyata si cewek gebetannya ini, selain menaruh hati sama keponakanku, juga
menaruh hati pada cowok yang nembak terakhir itu. Apes kan ?
” Halaahh, gitu
aja ribet. Gampang soal kaya gituan mahh ..”, kataku kalem.
” ih tante Anni,
gampang gimana ? Udah jelas tuh cewek gak punya pendirian, kok gampang sih ?
Tante pasti sering punya pengalaman kaya gini ya ? hayo ngakuu … “
( dih ini anak,
dikasih tahu kok malah mitnah Tantenya ?! )
” Bukan begituu
…, maksud Tante, masalah ini gampang diselesaikan, asal kamu pakai logika kamu
aja “, jawabku sambil mendorong jidatnya dengan telunjukku.
” Logika gimana,
Tante ?”
“Begini, kalau
dibandingkan, siapa yang lebih ganteng, kamu atau cowok itu ?”
” Ya jelas
gantengan aku lah, Tan ! dia mah udah mukanya ancur, item, jelek, mana IPK nya
jeblok, manaa ….. ”
” Halah
sudah-sudah ! ” Aku memotong pembicaraannya yang sudah mulai ngaco.
” Sebel sih
sebel, tapi nggak usah pake bawa-bawa IPK gitu kali .! “
Mendengar
hardikanku, keponakanku hanya bisa terdiam sambil manyun.
” Oke, kalau
begitu, apa maumu sekarang “, tanyaku meredakan.
” Gak tau deh Tan
…”, jawab keponakanku sambil tengkurap di atas karpet.
” Begini. Dalam
masalah asmara “, aku memulai khotbahku. ” Kalau ada dua orang laki-laki
mencintai seorang perempuan, sementara perempuan itu sulit menentukan
pilihannya, maka etikanya adalah, yang wajahnya ganteng yang harus mengalah “
” Kok gitu Tan ?
“
” Ya iyalah
begitu. Karena logikanya, orang ganteng itu gampang mencari perempuan lagi.
Kalaupun tidak mencari, perempuan yang berminat juga banyak. Jadi buat apa
memperebutkan cinta yang nggak jelas seperti itu ? Bikin malu korps orang
ganteng saja ! ” Jelasku panjang lebar.
Mendengar itu
keponakanku malah jadi termangu, bengong. Entah karena omonganku masuk di akal
dia, atau sebaliknya menganggap tantenya ini sudah mulai error, tak tahulah
aku. Yang jelas akhirnya dia bilang ,
” Oke Tante,
kalau gitu, aku mau ngelupain dia aja, mau cari yang lain aja “
” Nah, begitu.
Bagus ituu ! Sana cari Cewek yang lebih segala-galanya dari dia. Jangan
cengeng kalau jadi cowok “.
” Siap Tante !
tengkyu Tante. ..” pungkasnya sambil kabur menstarter motornya, entah mau
ngabur ke mana tuh anak.
Akhir kisah, aku
dengar si ganteng keponakanku itu masih menjomblo, karena ingin
cepat-cepat lulus kuliah katanya. Tapi dia senang-senang saja karena
hidupnya terasa indah dikerubuti cewek-cewek yang kagum pada kegantengannya.
Soal pacaran, dia mengaku akan menunda kalau sudah dekat ke pernikahan saja.
Nah baguslah kalau begitu. Itu baru keponakanku.
Bagaimana ?
teman-teman lihat sendiri betapa ahlinya aku menyelesaikan masalah percintaan
ini, bukan ? Well, let’s move on ! selamat menjalani hidup dengan penuh
semangat ya teman-teman :)
Salam sayang,
Anni
Ps : No hard
feeling, please :)
No comments:
Post a Comment