Saya punya teman baik bernama Risa (nama samaran). Dia adik
kelas saya semasa di SMA dulu. Orangnya tinggi putih, cantik banget, kayak
model. Orangnya ramah ,baik dan lembut. Dia punya bisnis yang bergerak di
bidang kostruksi, bidang yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Tapi
bukan itu saja yang membuat saya menyukai Risa. Saya mengagumi jalan
pikiran dan keberaniannya sebagai perempuan. Kekuatan dan daya lawannya terhadap
penindasan, sangat luar biasa. Sama sekali tak tercermin dari penampilannya
yang anggun cenderung tampak rapuh.
Penindasan ?
Ya, Risa adalah perempuan yang ditindas secara mental oleh Suaminya sendiri.
Suami tak tahu diri dan tak tahu berterima kasih pada Allah yang telah
memberinya istri begini cantik, lembut, baik dan setia. Suaminya ini
benar-benar tak tahu sedang berhadapan dengan siapa.
Beberapa waktu yang lalu, Risa bercerita pada saya tentang kemelut rumah tangga
yang menimpanya. Suaminya ketahuan berselingkuh, dan perselingkuhan itu rupanya
sudah berjalan 3 tahun, dan selama itu tak sedikitpun Risa menaruh rasa curiga
pada suami yang sangat dicintai dan dipercayainya itu.
Sambil berkaca-kaca Risa mengungkapkan, ketika dia
mengetahui fakta perselingkuhan itu, dunia di sekelilingnya seakan mendadak
gulita, langit serasa runtuh, dan dalam sekejap hilang semua keinginan untuk
melanjutkan hidup. Dia merasa menjadi perempuan yang sangat dungu dan bodoh.
Bagaimana mungkin perselingkuhan selama 3 tahun berjalan dengan mulus, tanpa
dia menaruh kecurigaan sedikitpun ?. Peristiwa ini sungguh telak memukul batin
dan menurunkan gairah hidupnya.
Fakta aneh :
Wajah perempuan selingkuhan seringkali lebih jelek
Mendengar curhatan Risa, saya sampai geregetan sendiri.
Bayangkan saja. Suaminya itu bekerja di sebuah showroom mobil, dengan
penghasilan tak begitu besar. Berbeda dengan Risa yang memiliki perusahaan
sendiri dengan penghasilan yang jauh lebih besar. Namun Risa tak
mempermasalahkannya, toh dulu mereka menikah atas dasar cinta. Meski untuk itu
dia harus menutup sebagian besar pengeluaran rutin keluarga , biaya
pendidikan kedua anaknya, termasuk membeli kendaraan keluarga dan mencicil
rumah untuk tempat tinggal mereka.
Alih-alih bersyukur punya istri secantik dan setulus itu,
laki-laki cemen ini malah ngelunjak. Sudah tahu kurang modal, tapi
penampilannya gaya banget. Rapi jali dan sangat modis. Untuk itu dia sering
memaksa-maksa Risa membelikan pakaian, sepatu dan segala kebutuhannya
untuk bisa terlihat keren, dengan alasan agar tampil berwibawa di depan
klien. Tapi ternyata semuanya bohong besar alias palsu. Itu cuma alasan yang
dibuat-buat . Alasan yang sesungguhnya adalah : dia ingin tampil keren di
depan perempuan selingkuhannya. Rupanya Suaminya itu tengah dimabuk
asmara dengan seorang perempuan lain entah siapa.
Sambil terus mengobrol, Risa mengeluarkan ponselnya, dan
memperlihatkan kepada saya foto perempuan selingkuhan suaminya. Sejenak
kuperhatikan seraut wajah yang terpampang di layar ponsel itu. Dan aku hanya
bisa terdiam sambil geleng-geleng kepala. Melihat reaksiku, Risa Cuma nyengir
lebar.
Wajah perempuan di ponsel itu, hadehh, sori menyori ya.
Kalau misalnya skala kecantikan itu 1 sampai 10, maka kecantikan Risa ada 10
level di atas perempuan itu. Saya sampai heran, mengapa selalu begini. Semua
perempuan selingkuhan suami orang- orang yang saya kenal, baik itu teman
saya, sahabat , anggota keluarga, semuanya selalu seperti itu : wajahnya tak
pernah lebih cantik dari wajah istri resmi. Apa sebenarnya yang dicari oleh
para suami cemen itu ? atau mungkin karena perempuan yang tidak cantik selalu
punya servis yang legit ? eh …
Kucing Garong
Mendengar penuturan Risa, saya jadi teringat lagu dangdut
yang sering saya dengar di angkot. Gini nih lagunya, ” Kelakuan si kucing
garong, kalau lihat mangsa mengeong, Main sikat main embat mangsa yang lewat….
♫ ♪♬“.
Teman-teman tau nggak lagu itu ?
nggak tahu ? ya sudahlah. Lanjut.
Mengetahui fakta perselingkuhan suaminya, Risa langsung
mengambil ruang diantara mereka, memberi kesempatan kedua belah pihak untuk
berpikir dan memutuskan. Sebagai hasilnya, suaminya meminta maaf dan Risa
memaafkannya. Tapi apa mau dikata, dasar laki-laki kucing garong, baru dua
bulan bertobat, sudah langsung kumat. Lagi-lagi dia berulah dengan
diam-diam melanjutkan hubungan mesranya dengan si perempuan itu. Dan aneh bin
ajaib, lagi-lagi Risa memaafkan suaminya dengan dalih demi kebahagiaan
anak-anak. (ih, kalau aku jadi Risa, laki-laki model beginian mah sudah aku
buang ke laut Cina Selatan, biar dimakan sama ikan Paus. Biar tahu rasa ! ).
Namun ketika terjadi untuk ketiga kalinya, tak ada ampun lagi, Risapun mendepak
suaminya keluar dari rumah, dan perceraianpun terjadilah.
Pembuktian dan
Akhir yang Cerdas
Tak salah aku memilih Risa sebagai salah satu sahabat
dekatku. Meski pernah melakukan beberapa kali kesalahan dalam hidupnya, Risa
tetaplah perempuan yang cerdas dan kuat, yang tak membiarkan dirinya terlalu
lama hanyut dalam kesedihan dan kekecewaan akibat kegagalan berumah tangga.
Sekarang setelah berstatus sendiri lagi, Risa sudah jauh lebih tenang. Dia
langsung fokus pada dua buah hatinya yang tak boleh turut hancur dalam kemelut
keluarga ini, fokus pada karier, dan study nya. Ya, setelah menyelesaikan
program Magisternya, kini dia sedang menjalani program Doktoral di Jakarta.
Kedua anaknyapun tumbuh dengan sehat dan selalu meraih prestasi terbaik di
sekolahnya masing-masing. Cool, ain’t she ? that’s my best friend !
Awalnya dia mengambil semua kesibukan itu untuk mengalihkan
kesedihan dan rasa sakit hatinya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, dia
menjadikan semua pencapaiannya itu untuk kebaikan hidupnya dan dua buah hatinya
yang sudah beranjak remaja, sekaligus untuk membuktikan kepada suaminya, kepada
perempuan selingkuhan suaminya, dan kepada dunia, bahwa Risa terlalu kuat untuk
diruntuhkan oleh pengkhianatan tak bermutu yang berlangsung di balik
punggungnya. Begitulah cara Risa melawan si Kucing garong, pengacau dalam
hidupnya. Dia melawan dengan prestasi dan dengan pembuktian. Kemarahan dan
kesedihannya dia ubah menjadi energi yang positif untuk memperbaiki kualitas
hidupnya. Keterpurukan hanya milik orang yang lemah hati dan tak percaya pada
pertolongan Allah.
Kini Risa bak bunga yang menebarkan harum dan menyebarkan
manfaat. Kumbang-kumbang seolah berebut mencuri perhatiannya, namun Risa
bergeming. Dia telah menetapkan standar yang sangat tinggi untuk kumbang yang
bakal berhasil menaklukkan hatinya. Standar itu adalah : Kesetiaan.
Sebuah standar yang kelihatannya bakal sangat sulit dimiliki oleh sembarang
laki-laki. Hanya laki-laki spesial saja yang memiliki standar setinggi itu.
Semoga kisah ini dapat menjadi cermin bagi kita semua.
Salam sayang,
anni
No comments:
Post a Comment