Saya punya kebiasaan yang sebetulnya tergolong kebiasaan
iseng, yaitu kebiasaan mengamati perilaku orang-orang di tempat keramaian. Di
antrian kasir, di antrian Bank, di pasar, di restoran, pokoknya dimana saja.
Kebiasaan iseng saya itu kadang membawa saya berpikir, merenung dan
kemudian berintrospeksi, jangan-jangan saya punya perilaku sama
saja dengan orang-orang yang sering saya perhatikan itu. Perilaku apa
gerangan yang saya maksudkan ? perilaku itu bernama : Pelit mengucapkan ”
Terimakasih “
Mari kita perhatikan orang- orang di sekeliling kita. Kita
akan terkejut dengan kenyataan bahwa ternyata cukup banyak orang yang setelah
dibantu, diperhatikan, atau dimudahkan oleh orang lain, berlalu begitu saja
seolah semua bantuan orang lain itu tak ada harganya sama sekali. Seolah waktu
dan tenaga orang lain itu adalah sesuatu yang jamak saja dia peroleh secara
cuma-cuma. Saya punya pengalaman tentang ini. Ketika saya mengantri di sebuah
swalayan, kadang saya mempersilahkan seseorang yang berdiri tepat
di belakang saya , yang hanya berbelanja dua atau tiga macam barang, untuk
mengambil antrian di depan saya, karena belanjaan saya kebetulan lebih banyak.
Mendapat perlakuan seperti itu, ada saja orang yang langsung menggeser maju langkahnya,
namun hanya memandang saya sekilas , habis itu memasang wajah datar seperti
tidak terjadi apa-apa. Jangankan mengucapkan terimakasih, tersenyumpun tidak !
ya ampun, orang macam apa ini ?. Kalau sudah begini, namanya juga manusia,
kadang timbul rasa kesal juga di hati saya. Ingin rasanya marah atau menegur
orang yang tak tahu diri itu. Tapi sudahlah, nanti level saya sama saja dengan
orang itu. Jadi saya memilih untuk bersabar sajalah, biar tambah cantik kan
? ^__^
Kemudian untuk merintang- rintang waktu saat mengantri, saya
perhatikan orang-orang yang berbaris di depan saya, lalu saya hitung ada
berapa orang yang bilang ” Terimakasih ” pada mbak Kasir. Ternyata
sodara-sodara ! dari 7 atau 8 orang yang mengantri di depan saya dan di barisan
samping saya, yang bilang terimakasih sama mbak kasir itu hanya saya
seorang ! hadehh …negara apa ini ? katanya orang Indonesia punya sifat ramah
tamah. Mana buktinya ? bilang terimakasih saja enggan. Apa dikira mbak Kasir
itu patung apa ? cobalah, sedikiit saja menghargai orang yang status ekonominya
di bawah kita. Mbak Kasir itu, kalau bukan karena butuh, tentu menginginkan
pekerjaan yang lebih baik. Jadi petugas kasir kan gajinya tidak seberapa.
Ayolah bilang terimakasih atas pelayanannya yang ramah dan cepat, dia pasti
akan merasa senang dan terhargai sebagai manusia. Hanya dengan satu kata
Terimakasih, akan ternegasikan sekat-sekat status sosial diantara manusia.
Diantara customer yang berduit, dengan Mbak Kasir yang kelas pekerja.
Lalu kepada tukang parkir yang memudahkan kendaraan kita
menyeberangi arus lalu-lintas yang macet dari segala arah, sudahkah kita
mengucapkan terimakasih setelah memberinya uang dua ribu rupiah ? ucapkanlah
terimakasih, karena uang senilai dua ribu rupiah yang kita berikan itu, sama
sekali tidak setara dengan jasa tukang parkir yang telah membantu kita.
Jangan lupa ucapkan terimakasih juga kepada petugas penjaga
pos parkiran, kepada petugas di gerbang tol, kepada pedagang yang telah
mengabulkan harga sesuai penawaran kita, kepada petugas foto copy, kepada
mbak-mbak teller di Bank, kepada pelayan restoran yang telah bersikap ramah,
kepada sopir angkot yang menyupir tidak ugal-ugalan, kepada kondektur bus,
kepada satpam yang sudah menyeberangkan kita, kepada tukang angkut sampah di
kompleks rumah kita, kepada Pembantu Rumah Tangga yang membantu kita di rumah
dan kepada SEMUA orang yang sudah membantu kita.
Terimakasih adalah kata yang sangat manis terdengar di
telinga. Tapi sayangnya tak lagi mudah diucapkan, karena zaman yang berlalu
telah turut mengubah hati manusia menjadi sekeras batu. Orang tak lagi
mudah mengucapkan terimakasih. Padahal orang yang tahu berterimakasih adalah
ciri orang yang memiliki akhlak mulia, memiliki budi pekerti yang luhur,
ciri orang berhati baik, santun, dan tahu menjaga etika.
Mari, ringankanlah lisan kita untuk mengucapkan terimakasih
atas bantuan dan kebahagiaan yang telah kita dapatkan. Ajarkan anak-anak kita
berterimakasih kepada Ayah- Bunda dan kakak- adik tersayang, kepada Ibu dan
bapak guru tersayang, kepada teman-teman dan sahabat terkasih. Ajarkanlah
anak-anak tercinta untuk selalu dan selalu mengucapkan terimakasih, agar halus
jiwa mereka, agar santun laku mereka
Ayo teman-teman, marilah kita berterimakasih, karena
terimakasih akan bermuara pada rasa syukur kita pada Allah atas segala karunia
kenikmatan, kemudahan, dan kebahagiaan yang telah Dia berikan kepada kita,
melalui orang- orang di sekitar kita. Ucapkanlah terimakasih, maka kita
akan mendapat secercah senyuman sebagai balasannya. Senyuman yang akan sejenak
menghapus penat kita, meringankan kesedihan kita. Dan senyuman itu akan
bertambah indah, manakala datang dari seseorang yang kita cintai.
Terimakasih teman- teman, atas persahabatannya selama ini :)
Kadang saya benar- benar ingin tahu,dan ingin
berkenalan dengan anda semua yang sudah berkunjung ke Blog saya yang sederhana
ini. Teman- teman ada yang datang dari Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok,
Bogor, Bandung, Semarang, Yogya, Medan, Riau, Bangka -Belitung, Pontianak, dll.
Ada juga teman- teman dari Mountain View USA, Colorado USA, dari Jepang,
Russia, Latvia, Malaysia, Argentina, Bolivia, dan banyak negara lain di
dunia. Oh Tuhan, siapakah gerangan anda ? mengapa anda semua hanya
berkunjung, membaca, lalu meninggalkan saya begitu saja ? apakah tulisan saya
meninggalkan kesan bagi anda ? apakah berarti ? ataukah tidak berguna sama
sekali ? why are you so silent ? apakah anda tidak ingin berbincang dengan saya
? sungguh saya sangat menginginkannya.
Please say something, berbicaralah meski sedikit kepada
saya. Bukankah melalui tulisan ini saya sesungguhnya sedang berbincang dengan anda
? Tolonglah teman- temanku sayang, teman- temanku yang budiman, tinggalkanlah
komentar barang satu atau dua kalimat. Itu akan sangat berharga bagi saya. Saya
tunggu komentarnya di artikel- artikel saya ya, komentar yang santun dan
saling menghargai.
Salam sayang,
Anni
No comments:
Post a Comment