Contoh resep injeksi (dokumentasi pribadi)
Resep adalah berisi petunjuk/perintah
dokter yang lengkap dan harus akurat mengenai beberapa hal dan tidak
boleh hanya apoteker tertentu yang mengerti membacanya. Perawat,
keluarga pasien dan si pasien sendiri harus mengerti obat apa yang akan
dibelinya.
Misalnya di contoh obat injeksi yang saya tulis di atas, disitu ada:
- Nama obat: san*****.
- Bentuk obatnya: vial, berarti botol injeksi.
- Jumlahnya: no.I
- Dosisnya 3 x 8 unit (harus ditulis
lengkap ‘unit’ jangan disingkat ‘u’ saja, karena bisa dibaca ‘0′ dan
pasien diinjeksi 80 unit dan bisa fatal).
- Cara suntiknya s.c (subcutan) dibawah kulit, sebelum otot.
Contoh resep obat makan (dokumentasi pribadi)
Nah, untuk obat makan pun harus bisa dibaca bahkan oleh pasien dan keluarga, antara lain:
- Nama obat, pasien biasanya langsung
tahu kalau ada alergi antibiotik tertentu dan memberitahukan si dokter
untuk diganti yang lain.
- Bentuknya, bisa kapsul, tablet, puyer, kaplet dan pasien yang tidak bisa menelan biasanya dibuatkan puyer atau sirup.
- Jumlahnya 15.
-Aturan pakainya 3×1.
- Resep ditutup kalau ada ruang kosong di bawahnya, mencegah ditambah-tambahi dengan obat-obatan lain yang bisa disalahgunakan.
Dokter-dokter yang tidak praktek di
rumah sakit mungkin masih bisa melestarikan budaya ‘tulisan jelek’ atau
’sandi rumput’ atau ‘just for pharmacyst’s eyes only’, tetapi yang
berpraktek di dalam rumah sakit itu harus dihilangkan karena akan
mempengaruhi penilaian.
Rumah sakit yang tulisan-tulisan
dokternya di resep maupun di status pasien yang tidak jelas dan tidak
mudah dibaca semua orang akan dianggap rumah sakit yang tidak menjunjung
tinggi budaya ‘patient safety’. Jadi pandangan bahwa dokter adalah agen
rahasia, resep adalah surat rahasia dan apoteker adalah penerjemah
pesan rahasia harus dihilangkan di rumah sakit.
Bagaimana dengan dokter yang praktek di
luar rumah sakit? Biasanya kalau yang di rumah sakit sudah pada nurut
dengan budaya tulisan yang bisa dibaca, maka dokter yang di Puskesmas
atau Klinik akan mengikutinya.
Demikianlah tanggapan saya atas tulisan
Bu Anni, mungkin perlu bersabar 1-2 tahun lagi untuk melihat tulisan
dokter yang rapi, tetapi yakinlah ‘budaya tulisan cakar ayam’ di resep
dokter memang saat ini sedang diupayakan hilang karena orientasi rumah
sakit sekarang bukan ke ‘doctor center’ tetapi ke pasien.
Semoga bermanfaat!
No comments:
Post a Comment