Saya seorang
Guru, seorang Pendidik. Tahukah anda bahwa saya dan ribuan guru lain, sangat
kesulitan ketika kami harus menjelaskan tentang kepemimpinan dan keteladanan
kepada murid-murid , karena sangat sulit bagi kami menyebutkan nama Pejabat
negara ini yang cocok untuk dijadikan contoh, dijadikan teladan bagi
murid-murid kami, yang sebagiannya adalah anak-anak anda juga !
Ketika kami
harus menjelaskan tentang budaya politik di Indonesia. Baru sepatah kata kami
bicara, murid-murid sudah ramai berbicara tentang perilaku Pejabat negara
yang sangat tak layak untuk ditiru. Mereka, murid-murid kami berbicara dengan
gamblang dan spontan bahwa Pejabat Indonesia lebih sering terdengar korupsi daripada
bekerja keras untuk negeri ini. Apa anda bilang ? Tidak semua ? Ya memang tidak
semua ! Tapi coba sebutkan, siapa nama anda ? Mengapa kami tak pernah mendengar
nama anda ? Kemana saja anda selama ini ?
Ketika kami
harus menjelaskan kepada murid-murid tentang partai politik, baru sepatah kata
kami memberi ilustrasi, mereka sudah lantang bicara tentang partai politik yang
terlibat korupsi di negeri ini, tentang para petinggi partai yang tertangkap
karena mencuri uang negara, tentang para politikus oportunis busuk yang
kerjanya hanya loncat dari satu partai ke partai lainnya tanpa pernah
menujukkan loyalitas secuilpun.
Apa anda bilang ? Tidak semua partai politik seperti itu ? Baiklah kalau
begitu. Sebutkan nama partai anda di depan murid-murid kami kalau anda cukup
punya nyali !
Ketika kami
para guru harus menjelaskan tentang demokrasi. Baru sepatah kata kami bicara
tentang pemilihan umum yang seharusnya berlangsung Luber jurdil, baru sepatah
kata kami bicara, murid-murid sedah berebut berbicara tentang perasaan muak
mereka ketika harus menyaksikan kerusuhan Pilkada di berbagai pelosok di
Indonesia, akibat para calon Pejabat tidak terima sebab kalah bertarung dalam
Pilkada. Juga soal politik uang dan janji-janji kosong yang diumbar untuk
membodohi rakyat miskin.
Apa anda bilang ? Anda tidak pernah berjanji palsu ? Baik, sebutkan dengan
keras nama Anda kalau begitu, sebutkan dengan keras dan lantang di depan
murid-murid se Indonesia kalau anda memang orang yang jujur !
Ketika kami
harus berbicara tentang sikap kepala daerah yang cocok untuk dijadikan contoh,
tiba-tiba meluncurlah dari mulut murid-murid kami nama-nama pejabat lancung
yang gemar mempermainkan dan merendahkan martabat perempuan ketimbang bekerja
untuk kemajuan daerahnya. Kami ini bukan hanya guru, tapi kami juga orang tua !
Malu kami mendengar kata-kata yang tak pantas itu keluar dari mulut murid-murid
kami. Kata-kata tak pantas yang dinisbatkan kepada anda, para pejabat negeri
ini yang seharusnya menunjukkan sikap mulia dan bermartabat !
Lalu ketika kami
harus menjelaskan tentang sistem hukum di Indonesia. Tak dapat lagi kami
gambarkan bagaimana malunya hati kami ketika murid-murid berbicara tentang KENYATAAN
yang sangat bertolak belakang 180 derajat dengan TEORI kebenaran dan
keadilan yang kami jelaskan. Mereka, murid-murid itu, dengan fasih berbicara
tentang Hakim yang lancang mulut menghina korban perkosaan, tentang mafia
peradilan, tentang polisi yang kelakuannya sungguh tak pantas menjadi
penegak hukum, tentang para pengacara yang bergaya bak selebritis, tentang para
jaksa dan hakim yang tertangkap tangan sedang menghisap barang haram,dll.
Mereka, murid-murid itu, tahu semuanya Pak, Bu !
Yang paling
repot ketika kami harus menjelaskan tentang Trias Politika. Baru sedikit kami
menjelaskan tentang lembaga legislatif. Spontan murid-murid menyebut kata
“korupsi”, “pemalas”, “tidur”, “mobil dinas mewah”, “cewek”, “gratifikasi”
,”artis bengong doang”, dll. Malu kami mendengarnya. ! Oh yaa ? Anda anggota
DPR juga ? Anda siapa ya ? Apakah anda suka bekerja ? Mengapa kami tidak tahu ?
Lantas siapa
Pejabat di negeri ini yang pantas kami sebutkan sebagai contoh Pejabat yang
layak dijadikan teladan di negeri ini di depan murid-murid kami kalau begitu ?
Jokowi ? Lalu siapa lagi ? Mahfud MD ? Lalu siapa lagi ? Dahlan Iskan ? Saya
rasa tidak. Atau Anas barangkali ? Oh Noo ! Aceng Fikri ? Ini lagii …
Capek kami Pak,
Bu ! Setiap kami menjelaskan tentang TEORI yang IDEAL, selalu
saja kami terjegal oleh REALITA yang berkata SEBALIKNYA !
Murid-murid itu, yang mengatakan sebaliknya itu, bukan anak-anak yang
bodoh, yang akan menelan begitu saja informasi dari gurunya. Mereka
adalah anak-anak yang sangat besar kemampuannya dalam mengakses informasi.
Jangan dikira perilaku buruk anda tidak diketahu oleh anak-anak di Indonesia
ini !
Tapi jangan
takut Pak, Bu yang terhormat, kami para guru akan tetap setia menjelaskan bahwa
sesungguhnya politik itu tidak selamanya busuk, bahwa politik itu penting bagi
keberlangsungan hidup negara kita, bahwa tidak semua politikus itu busuk, masih
banyak politikus yang jujur hanya saja sepak terjang mereka tidak diekspos oleh
media massa yang hanya berorientasi laba.
Jangan takut
Pak dan Bu yang terhormat, kami para guru tetap akan menjelaskan bahwa
lebih banyak polisi dan pejabat yang jujur di negeri ini. Karena jika
kami tidak menjelaskannya, siapa yang kelak akan sudi menjadi pejabat dan
politisi di negeri ini, jika pada khirnya riwayat mereka harus berakhir di bui
? Lantas siapa yang akan melanjutkan kepemimpinan negeri ini jika belum apa-apa
anak-anak muda ini sudah merasa jeri ?
Itu
baru bidang politik dan hukum Pak, Bu ! belum jika kami harus menjelaskan
masalah perburuhan yang carut marut, tentang nasib para TKW yang diperkosa di
luar negeri, tentang rumah sakit yang membiarkan bayi miskin meregang nyawa,
tentang pendidikan yang semakin bersemangat individualistik, tentang pejabat
sepak bola yang bisanya adu mulut melulu …
Belum
apa- apa anak-anak sudah minta bicara lebih dulu Pak, Bu ! mempertanyakan
mengapa itu semua harus terjadi ? mereka mempertanyakan mengapa para pejabat
terkenal yang wajahnya sering berseliweran di tivi-tivi itu, tidak bisa
bersikap dewasa ? harusnya Anda yang berdiri di depan kelas ini, menjawab
pertanyaan murid-murid itu, biar anda tahu bagaimana rasanya !
Anda Pejabat ? Saya Guru. Jadi tolong sebutkan nama anda, karena kami para guru
yang bertugas mendidik anak-anak Indonesia yang sebagiannya adalah anak-anak
anda sendiri, sangat kesulitan mencari nama pemimpin yang layak dijadikan suri
teladan di negeri ini !
No comments:
Post a Comment